Cadangan Migas Bertambah 495 Juta Barel dalam Tujuh Bulan
Cadangan migas atau minyak dan gas bertambah sekitar 495 juta barel setara minyak alias MMBOE dalam tujuh bulan. Dengan begitu, jumlahnya diperkirakan melebihi realisasi tahun lalu.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara menyampaikan, kenaikan cadangan migas tersebut terdiri dari:
- Minyak 91 juta barel atau MMBO
- Gas 2.261 billion cubic feet alias BSCF
Penambahan cadangan migas tersebut berasal dari persetujuan 18 Plan of Development atau POD. Ia mengatakan, terdapat penambahan cadangan yang signifikan dalam sebulan terakhir yakni 155 MBOE atau naik sekitar 46%.
“Dapat dipastikan posisi cadangan migas nasional akan lebih besar dibandingkan tahun lalu”, kata Benny dalam siaran pers, Jumat (1/9).
Ia menyampaikan, SKK Migas akan terus mengakselerasi penyelesaian POD yang diajukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS. Dengan begitu, seluruh pengajuan yang masuk ke SKK Migas bisa diselesaikan tahun ini.
“Maka, cadangan migas nasional dapat dipastikan akan bertambah lebih besar dibandingkan tahun lalu”, Benny menambahkan.
Upaya SKK Migas mempercepat penyelesaian POD berkontribusi pada upaya meningkatkan cadangan migas, yang berdampak pada peningkatan usia produksi migas.
Sejak 2018, SKK Migas menjaga capaian target reserve replacement ratio alias RRR selalu di atas 100%. Ini menunjukkan penambahan cadangan migas melebihi produksi.
SKK Migas memproyeksikan RRR mencapai 144% tahun ini. Jika terwujud, maka akan menjadi enam tahun berturut-turut RRR di atas 100%. Sejak 2018, RRR tercatat sekitar 163%.
Berdasarkan data SKK Migas, pencapaian RRR sebagai berikut:
- 2013 74%
- 2014 67%
- 2015 60%
- 2016 64%
- 2017 55%
- 2018 – 2022 sekitar 163%
Benny menyampaikan cadangan migas melebihi produksi menunjukkan industri hulu migas tumbuh berkelanjutan. “Peningkatan cadangan migas nasional bertujuan mencapai target dan mendukung kecukupan energi di era transisi menuju net emission zero pada 2060,” ujarnya.
Penemuan migas saat ini didominasi gas, sehingga meningkatkan cadangan gas nasional. Di era transisi energi, peranan gas akan meningkat, karena emisi karbon gas paling rendah dibandingkan energi fosil lain.
Ia mengungkapkan, rencana investasi eksplorasi tahun ini US$ 1,7 miliar atau meningkat 112% dibandingkan realisasi 2022.