Investor Masih Minati Fintech Tahun Depan, tapi Makin Selektif

Desy Setyowati
11 Desember 2019, 12:39
fintech masih akan diminati investor pada 2020, tetapi mulai mengerucut pada cakupan dan penggunaan
Katadata/desy setyowati
Partner Venturra Capital Raditya Pramana (paling kiri) dan Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo (tengah) dalam acara Tarumanagara Fintech Forum (TFF) 2019 di Jakarta, Rabu (11/12).

Beberapa investor mengatakan bahwa startup teknologi finansial (fintech) masih akan diminati tahun depan. Namun, investor akan berfokus pada satu hal yakni penggunaan (usecase).

Partner Venturra Capital Raditya Pramana menyampaikan, fintech menyediakan layanan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi persoalan inklusi keuangan di Indonesia. Apalagi berdasarkan data Google, Temasek dan Bain menunjukkan, ada sekitar 92 juta penduduk Indonesia yang belum memiliki rekening bank (unbanked).

Bahkan, ada sekitar 47 juta penduduk yang belum mempunya banyak akses keuangan (underbanked). “Ada peluang untuk menjangkau (underbanked dan unbanked) melalui internet, fintech,” kata dia dalam acara Tarumanagara Fintech Forum (TFF) 2019 di Jakarta, hari ini (11/12).

Namun, fintech masih terpusat di Pulau Jawa. Ia melihat potensi untuk menggarap pasar di wilayah lainnya sangat besar. Ia mengakui, ada persoalan dari sisi risiko kredit (credit risk).

(Baca: OJK Sebut 90% Penyaluran Pinjaman Masih di Pulau Jawa)

Persoalan itu, kata dia, semestinya bisa diatasi jika perusahaan memiliki data terkait segmen yang ditarget. Ia mencontohkan, e-commerce bisa mendapat data transaksi pembeli di luar Pulau Jawa.

Insight tersebut bisa menjadi salah satu dasar bagi fintech dalam menentukan akan memberikan pinjaman atau tidak kepada calon peminjam (borrower) tersebut. “Memang tidak dapat akses rekening banknya. Tetapi kalau transaksinya bisa Rp 2 juta per bulan, itu kredibel (untuk dapat pinjaman),” ujarnya.

Karena itu, investor akan melihat kemampuan fintech—yang akan diiinvestasi—dalam mengukur risiko kredit. “Ini kami sendiri bisa fokuskan,” kata Raditya.

Dalam empat tahun terakhir, ia mencatat bahwa fintech di bidang pembiayaan (lending) dan pembayaran (wallet) yang paling banyak mendapat pendanaan. Kini, investor berfokus pada penggunaan (usecase) layanan fintech.

(Baca: Potensi LinkAja Menggoyang Dominasi Dompet Digital Go-Pay dan OVO)

Ia mencontohkan, satu aplikasi dompet digital bisa digunakan untuk membayar layanan transportasi, e-commerce hingga gim. Jika tingkat penggunaannya tinggi, maka nilai uang yang ditempatkan di aplikasi tersebut akan besar sehingga potensi transaksinya jua meningkat.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...