Peluang IPO di Mata Gojek dan Grab

Desy Setyowati
4 Oktober 2019, 18:23
Gojek dan Grab menilai, IPO belum menjadi kebutuhan mendesak saat ini.
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019). Gojek dan Grab menilai, IPO belum menjadi kebutuhan mendesak saat ini.

Perusahaan berbagi tumpangan (ride-hailing) asal Amerika Serikat (AS), Uber dan Lyft melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Lalu, bagaimana dengan Gojek dan Grab?

Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo mengatakan, IPO belum menjadi kebutuhan mendesak saat ini. “Kami memiliki modal yang cukup untuk melanjutkan perjalanan (bisnis),” kata dia dalam acara Asia PE-VC Summit 2019 dikutip dari DealStreetAsia, Rabu (2/10) lalu.

Advertisement

Meski begitu, Andre menyatakan bahwa perusahaan mempertimbangkan IPO. “Mungkin tiga tahun lagi. Saya pikir, intinya adalah kami sedang mempersiapkan diri untuk sampai ke sana. Bukan hanya karena IPO itu sendiri, tetapi karena tata kelola memang perlu jauh lebih baik,” kata dia.

Apalagi, Chief Financial Officer (CFO) Gojek pernah bekerja di perusahaan terbuka. “Dia melakukan banyak hal untuk mempersiapkan Gojek menjadi lebih baik,” kata dia. Utamanya, Gojek berfokus pada keberlanjutan bisnis.

Saat ini, Gojek mempelajari IPO beberapa startup dunia, bukan hanya Uber dan Lyft. Salah satunya, akan ada pesaing-pesaing baru. “Bahkan di Tiongkok, DiDi adalah pemain tunggal di pasar. Tetapi sekarang ada tiga dari empat pemain lainnya. Jadi selalu ada kompetisi,” kata dia.

(Baca: Strategi Gojek Fokus Garap Pesan-Antar Makanan dan Keuangan)

Pembelajaran lainnya, harga saham startup pesan-antar makanan hingga tiket online, Meituan-Dianping mampu meningkat signifikan meski bersaing dengan Ele.me, yang didukung Alibaba. Dari kasus ini, Andre belajar bahwa perusahaan perlu berfokus pada efisiensi operasional, produk yang benar-benar bagus, dan disiplin dalam membangun keberlanjutan bisnis.

Sedangkan CEO Grab Anthony Tan mengatakan kepada Nikkei Asian Review —dalam wawancara khusus Februari lalu—bahwa menjadi perusahaan terbuka adalah "pilihan". Namun, perusahaan tidak berencana IPO tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement