Startup Logistik, Shipper Dapat Investasi dari Akselerator Asal AS
Startup logistik Indonesia, Shipper memperoleh pendanaan US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar. Dana segar itu diperoleh dari akselerator asal Amerika Serikat (AS), Y Combinator, bersama dengan Lightspeed Venture Partners, Floodgate, Insignia Ventures Partners, dan Convergence Ventures.
Mengutip dari Tech Crunch, Shipper berencana menggunakan tambahan modal itu untuk menggaet lebih banyak konsumen. Shipper merupakan startup agregator layanan logistik.
Shipper telah bekerja sama dengan JNE, Sicepat, Ninja Xpress dan aCommerce. Sebagai startup agregator, Shipper menerapkan antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API) supaya terintegrasi dengan platform para mitranya.
Shipper juga tidak memungut biaya ke pengguna. Untuk monetisasi, perusahaan mengambil komisi dari mitra atas permintaan layanan melalui platform Shipper.
(Baca: Darmin MInta Menhub Kembangkan Angkutan Logistik untuk Dorong Ekonomi)
Selain Shipper, beberapa perusahaan logistik nasional mendapat investasi. Startup Paxel misalnya, memperoleh US$ 10 juta baru-baru ini. Lalu, Sicepat mengumpulkan pendanaan Seri A US$ 50 juta pada April lalu.
Bukan hanya perusahaan logistik dengan model bisnis Business to Costumer (BtoC), startup Business to Business (BtoB) juga memperoleh dana segar. Setidaknya, ada empat perusahaan rintisan terkait pengiriman barang model BtoB mendapat tambahan modal sejak awal tahun ini.
AllSome Fulfillment misalnya, memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding) US$ 1,94 juta atau sekitar Rp 27,7 miliar dari East Ventures pada Agustus lalu. Setelah mendapat tambahan modal, startup pengemasan dan pengiriman barang asal Malaysia ini berencana masuk ke Indonesia.
(Baca: Berkah E-commerce, 5 Startup Logistik Dapat Investasi Sejak Awal 2019)
Startup logistik lokal, Ritase juga mendapat investasi pada awal tahun ini. Dana segar itu didapat dalam putaran pendanaan seri A US$ 8,5 juta atau sekitar Rp 119,5 miliar. Modal ini berasal dari Golden Gate Ventures, dengan partisipasi Jafco Asia dan ZWC Ventures.
Lalu, Waresix juga mendapat pendanaan seri A US$ 14,5 juta atau sekitar Rp 250 miliar pada Juli lalu. Pendanaan ini berasal dari EV Growth, SMDV dan modal ventura asal Singapura, Jungle Ventures. EV Growth memimpin pendanaan ini.
Ada juga Triplogic, perusahaan rintisan di bidang logistik on-demand yang mendapat pendanaan tahap awal dari East Ventures pada Maret lalu. Co-founder sekaligus CEO Triplogic Oki Earlivan menyampaikan, dana segar ini rencananya digunakan untuk memperluas jaringan logistik perusahaan.
(Baca: Startup Logistik Paxel Catat Pertumbuhan Bisnis 30% per Bulan)