Tak Hapus Status Trump Soal Kerusuhan, Bos Facebook Dikritik Pegawai

Desy Setyowati
2 Juni 2020, 06:00
Tak 'Sanksi' Cuitan Trump soal Demonstran, Zuckerberg Dikritik Pegawai
Erin Scott / ZUMA Wire / dpa
Polisi Capitol AS mengawal CEO Facebook Mark Zuckerberg (tengah) menyusuri lorong sebelum tampil di dua sidang kongres akhir pekan ini di Capitol Hill di Washington, D.C., Amerika Serikat, pada 9 April 2018.

Karyawan Facebook mengkritik keputusan CEO Mark Zuckerberg untuk tidak menghapus unggahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait demonstrasi atas kematian George Floyd. Mereka justru memuji langkah pesaingnya, Twitter yang menyembunyikan cuitan Trump.

Reuters melaporkan, tiga dari tujuh pegawai yang mengkritik Zuckerberg secara terbuka menjabat posisi manajer senior. “Mark salah, dan saya akan berusaha keras untuk mengubah pikirannya," tulis Ryan Freitas, melalui akun Twitter-nya dikutip dari Reuters, Senin (1/6).

Advertisement

Dalam profil akunnya, Freitas menyebutkan bahwa ia menjabat sebagai direktur desain produk untuk news feed Facebook. Ia mengaku, sudah mengajak 50 orang lebih untuk mendorong adanya perubahan atas kebijakan perusahaan.

Jason Toff, yang diidentifikasi sebagai direktur manajemen produk Facebook juga mengkritik kebijakan Zuckerberg. "Saya bekerja di Facebook dan tidak bangga dengan bagaimana kami muncul. Mayoritas rekan kerja yang saya ajak bicara merasakan hal yang sama,” katanya.

(Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)

Toff pun menggalang dana untuk membantu pengunjuk rasa di Minnesota. Melalui unggahan di Facebook, Zuckerberg menyatakan bahwa perusahaan akan menyumbang US$ 10 juta untuk tujuan keadilan sosial.

Hanya, Facebook tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait perbedaan pendapat karyawan.

Desain manager Facebook Jason Stirman mengeluhkan hal serupa. “Saya tidak tahu harus berbuat apa, tetapi saya tahu, tidak melakukan apa-apa tak dapat diterima. Saya karyawan Facebook yang sepenuhnya tidak setuju dengan keputusan Mark untuk tidak melakukan apa-apa tentang kebijakan Trump baru-baru ini, yang jelas memicu kekerasan," ujar dia melalui akun Twitter-nya, dikutip dari Forbes.

(Baca: 25 Kota di AS Berlakukan Jam Malam Akibat Meluasnya Kerusuhan)

Product designer Zara Zhang juga mengkritik kebijakan Zuckerberg. Ia mengatakan, para pegawai sudah menyampaikan kritikan ini secara internal, tetapi tidak berhasil.

Beberapa pegawai Facebook bahkan memuji langkah Twitter yang menyembunyikan cuitan Trump terkait kerusuhan atas kematian warga kulit hitam, George Floyd. "Menghormati integritas tim Twitter yang terpanggil menegakan hukum," tulis David Gillis, yang diidentifikasi sebagai direktur desain produk Facebook.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement