Pemerintah Dorong Industri Pengolahan Pakai Teknologi agar Tumbuh 5,5%
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri pengolahan tumbuh hingga 5,5% tahun depan. Untuk itu, kementerian mendorong pelaku usaha di sektor ini mengadopsi teknologi, khususnya saat pandemi corona.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memprediksi, pertumbuhan sektor industri pengolahan minus 0,5-2,4% tahun ini. Namun, “kami optimistis bisa tumbuh positif 4,7-5,5% pada 2021,” ujarnya dalam acara bertajuk Startup4Industry, Rabu (14/10).
Ia mengimbau pemain di industri pengolahan menyesuaikan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19, agar target tersebut bisa tercapai. "Inovasi dan teknologi menjadi kunci penting," katanya.
Agus menilai, teknologi dapat membantu perusahaan menerapkan protokol kesehatan. Ia optimistis, produktivitas industri pengolahan bisa meningkat jika menyesuaikan diri di masa pagebluk virus corona ini.
"Ada kebiasaan baru dan pembatasasan sosial, maka seluruh sendi perekonomian sangat membutuhkan dan mengandalkan teknologi," ujar Agus. Namun, ia tidak memerinci potensi kontribusinya terhadap produktivitas.
Pada kesempatan lain, Agus sempat mencontohkan bahwa perusahaan yang memanfaatkan Internet of Things (IoT), mampu menurunkan biaya produksi 12-15%. Teknologi lain yang bisa dimanfaatkan yakni maha data (big data), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputasi awan (cloud computing), dan keamanan siber.
Untuk mendorong pelaku usaha mengadopsi teknologi, kementerian membuat beragam program, salah satunya Startup4Industry. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, program ini digelar sejak 2018.
Program tersebut bertujuan membangun ekosistem berbasis teknologi. Selain itu, menjembatani kebutuhan antara startup sebagai penyedia layanan teknologi dan industri.
Startup4Industry memiliki serangkaian kegiatan, mulai dari kompetisi inovasi startup hingga temu bisnis dengan industri atau tech link.
Setidaknya, ada 220 perusahaan rintisan yang mengikuti program tersebut. Kementerian menyaring startup hingga keluar 33 finalis.
Hasilnya, ada 15 proyek implementasi yang dikerjakan oleh startup bersama pelaku industri. Selain itu, ada 26 korporasi memakai solusi teknologi dari perusahaan rintisan tersebut.
Beberapa contoh proyek yang dikerjakan yakni implementasi Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada industri. OEE merupakan metode perhitungan untuk mengetahui efektivitas suatu proses produksi.
Selain itu, industri juga memanfaatkan teknologi digital Quality Control (QC) dari startup. Ada juga yang menggunakan IoT untuk proses fermentasi kopi.
Kementerian berencana membangun pusat inovasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri 4.0 pada tahun depan. Ini berfokus memenuhi kebutuhan industri.
Pelaku usaha dari berbagai sektor dapat mempelajari pemanfaatan teknologinya melalui program percontohan atau lighthouse. Harapannya, mereka dapat memahami teknologi apa yang cocok dengan usahanya.