Incar 11 Juta UMKM pada 2025, Grab Bangun Pusat Inovasi di Indonesia
Decacorn asal Singapura Grab meluncurkan pusat inovasi (tech center) di Jakarta untuk menggaet 11 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga 2025. Fasilitas ini juga bertujuan mencetak lebih banyak talenta digital lokal.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pusat inovasi itu berfokus pada riset, rancangan, dan uji coba berbagai perangkat dan teknologi untuk menggaet lebih banyak UMKM. "Ini akan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara," katanya saat konferensi pers virtual Peluncuran Tech Center Grab, Selasa (10/11).
Pusat inovasi itu dibuat di Indonesia, karena banyaknya UMKM. Setidaknya ada 64 juta usaha mikro kecil di Tanah Air, dan baru 16% di antaranya yang mendigitalisasikan bisnisnya.
Oleh karena itu, pasar UMKM Indonesia dinilai cocok untuk menguji coba beragam solusi teknologi. Apalagi, pemerintah mendorong pelaku usaha kecil menengah untuk mendigitalisasikan bisnisnya saat pandemi corona.
Riset dari International Data Corporation (IDC) dan Cisco pun menunjukkan, digitalisasi UMKM dapat meningkatkan pendapatan negara US$ 160 miliar-US$ 164 miliar (Rp 2.372,6 triliun-Rp 2.432 triliun) pada 2024. Besarannya tergantung pada keahlian pelaku usaha memanfaatkan teknologi dalam bisnisnya.
Di Indonesia, Grab telah menggaet 6 juta UMKM. Selama pandemi virus corona, perusahaan menggandeng 450 ribu pebisnis baru.
Dengan adanya pusat penelitian itu, Grab berharap bisa menggaet lima juta UMKM sehingga totalnya 11 juta pada 2025. Fasilitas ini nantinya menangani penelitian dan pengembangan (research and development/RnD) teknologi untuk GrabKios, GrabMerchant, dan GrabFood.
Teknologi yang dikembangkan mencakup manajemen dan desain produk, analisis produk, software engineering hingga quality assurance engineering.
Pusat inovasi tersebut berlokasi di Gama Tower dan menempati sembilan lantai. Sarana ini diberi nama BJ Habibie Hall, diambil dari nama ketiga Indonesia yang juga tokoh teknologi.
Selain untuk pengembangan teknologi bisnis UMKM, pusat inovasi itu berfokus menjaring talenta digital lokal. "Kami akan menyatukan talenta teknologi di Indonesia untuk membangun solusi yang mudah digunakan dan dapat diandalkan," kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.
Grab sebenarnya sudah membuka pusat riset dan pengembangan di Jakarta pada 2017 lalu. Talenta digital lokal di sana mengembangkan berbagai teknologi seperti produk desain, analisis hingga software engineering.
Perusahaan juga mempunyai program pengembangan talenta digital lain seperti Internal Future Leaders untuk karyawan Grab dan Tech Future Leaders talenta digital di luar karyawan Grab. Untuk pengembangan atau akselerasi startup potensial, perusahaan menyediakan program Grab Ventures Velocity.
Itu dilakukan karena riset McKinsey dan Bank Dunia menunjukkan, Indonesia membutuhkan sembilan juta tenaga digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pekerja digital per tahunnya.