Terdongkrak Corona, Pendapatan Startup Pertanian TaniHub Melonjak 639%
Startup bidang pertanian TaniHub mencatatkan peningkatan pendapatan kotor 639% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020. Ini karena permintaan layanan meningkat selama pandemi corona.
"Ada lonjakan permintaan layanan di platform, terutama sektor business to consumer (B2C)," kata Presiden TaniHub Group Pamitra Wineka saat konferensi pers virtual, Kamis (21/1). TaniHub pun menggaet lebih dari 250 ribu pengguna baru pada tahun lalu.
Layanan yang kebanjiran permintaan yakni marketplace produk pertanian, TaniHub. Pada awal pandemi Covid-19 atau Maret 2020, penjualan tanaman herbal meningkat 20% dibandingkan sebelum ada virus corona.
Perusahaan menyadari adanya peningkatan permintaan layanan, sehingga memperbaiki platform. Salah satunya, menyediakan layanan pengiriman dalam seharu atau same day delivery. "Kami mempercepat semua proses pesanan," kata Pamitra.
TaniHub juga mengandalkan unit pemrosesan dan pengemasan alias processing and packing center (PPC) di Malang, Jawa Timur untuk memaksimalkan rantai pasok. Dengan adanya PPC, perusahaan dapat langsung mengekspor produk dari petani.
Selain lini bisnis e-commerce, layanan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) TaniFund tetap diminati. Penyaluran pinjaman mencapai Rp 89,2 miliar melalui 243 proyek.
Pamitra mengklaim, pendanaan dari TaniFund dapat meningkatkan produksi 2.500 petani binaan hingga 20%. Pendapatan petani pun naik 25%.
Hingga kini, ada 46 ribu petani yang masuk di ekosistem TaniHub Group.
Perusahaan menargetkan bisnis tumbuh melebihi 2020 dan mendapatkan investasi baru. “Pendanaan tahun ini akan jadi yang terbesar, kami sedang due diligence," kata Pamitra.
TaniHub Group mendapatkan pendanaan seri A US$ 17 Juta atau sekitar Rp 283 miliar pada April 2020 lalu. Investasi ini dipimpin oleh Openspace Ventures dan Intudo Ventures, serta diikuti oleh investor lain seperti UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures.
Dengan adanya dana segar tersebut, total ekuitas yang dihimpun oleh TaniHub Group mencapai US$ 29 juta atau sekitar Rp 481 miliar sejak 2016.
Co-Founder sekaligus CEO TaniFund Ivan Arie Sustiawan mengatakan, perusahaan akan gencar ekspansi ke luar Jawa, yakni Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. "Ini untuk menyeimbangkan kondisi pasar," kata dia.
TaniHub Group juga akan membangun infrastruktur berupa pusat distribusi di luar Jawa dalam dua tahun ke depan. Saat ini, perusahaan memiliki lima pusat distribusi yakni di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
"Kami ingin buka, tidak hanya berfokus di Jawa dan Bali. Tetapi menjamah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata Ivan tahun lalu saat konferensi pers secara virtual, tahun lalu (24/8/2020).