Gojek dan Tokopedia Dikabarkan Segera Merger dan IPO pada Semester II
Decacorn Tanah Air, Gojek dan unicorn Tokopedia dikabarkan bakal menyelesaikan proses merger dalam beberapa minggu. Kedua startup jumbo ini juga disebut-sebut akan mencatatkan saham perdana alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh kedua tahun ini.
“Kemudian, mega IPO (keduanya) di Amerika Serikat (AS) ditargetkan pada 2022,” kata sumber Reuters, dikutip Rabu (24/3).
Katadata.co.id sudah meminta tanggapan kepada Gojek dan Tokopedia terkait kabar tersebut pada Kamis (25/3). Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Sedangkan Komisaris BEI Pandu Sjahrir menyampaikan, ada tiga startup jumbo yang bersiap mencatatkan saham perdana alias IPO. Ketiganya bakal melantai pada semester II 2021.
"Ada tiga nama yang sudah daftar, dan bersiap melantai di bursa pada semester kedua tahun ini," kata Pandu dalam acara Grab Business Forum 2021, Kamis (25/3).
Jika itu terjadi, maka akan menjadi pertama kalinya konglomerasi perusahaan teknologi melantai di bursa Tanah Air. “Kami menjadi belajar, seperti menghitung nilai valuasi dan lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, sumber D-Insights menyampaikan bahwa Gojek dan Tokopedia sudah menandatangani kesepakatan jual beli saham saham bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA). Poin dari kesepakatan ini, Gojek akan memegang 60% saham entitas gabungan, Tokopedia sisanya.
VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyatakan kabar tersebut tidak benar. “Kami tidak berkomentar atas spekulasi pasar,” kata dia kepada Katadata.co.id, dua pekan lalu (10/3).
Hal senada disampaikan oleh Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita. “Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor yang beredar,” ujar dia.
Namun sebelumnya, sumber Bloomberg mengatakan bahwa Gojek dan Tokopedia telah membahas berbagai skenario kemungkinan merger. Salah satunya, membentuk entitas gabungan yang memungkinkan keduanya mempertahankan merek masing-masing.
Keputusan itu juga akan mengacu pada rencana penawaran saham perdana ke publik alias IPO entitas gabungan di bursa AS dan Indonesia. Salah satu skenario yang dikaji yakni menggabungkan kedua perusahaan sebelum IPO di bursa Indonesia dan AS.
Skenario lainnya, Tokopedia akan IPO terlebih dahulu di bursa Indonesia. Lalu bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Negeri Paman Sam.
Sumber lainnya mengatakan, kedua startup itu meninjau opsi terkait bisnis pembayaran OVO. Ini karena Tokopedia dan afiliasinya memiliki 41% saham OVO, sementara Gojek mempunyai GoPay.
Seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi tersebut mengatakan, jika merger kedua startup ‘super’ itu berhasil, maka Tokopedia berpotensi menjual sahamnya di OVO. Eksekutif yang dimaksud bekerja di dewan direksi salah satu perusahaan, tetapi menolak disebutkan namanya.