Grab dan Traveloka Dikabarkan IPO dalam Beberapa Bulan
Decacorn Grab dan unicorn Traveloka dikabarkan akan mencatatkan saham perdana alias IPO dalam beberapa bulan ke depan. Kedua startup jumbo ini disebut-sebut bakal IPO melalui perusahaan ‘cek kosong’ alias SPAC.
Sumber Bloomberg menyampaikan, Grab akan mengungkapkan rencana IPO lewat SPAC atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus asal Amerika Serikat (AS) minggu ini. Valuasi decacorn Singapura ini diramal US$ 34 miliar (Rp 497 triliun) setelah aksi korporasi.
“Itu akan menjadi transaksi terbesar yang pernah ada,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Straits Times, Selasa (13/4).
Sebelumnya Financial Times melaporkan, Grab akan mengumpulkan sekitar US$ 2,5 miliar atau Rp 36,4 triliun melalui investasi swasta dalam ekuitas publik. Ini pembiayaan yang sering kali dikumpulkan terkait kesepakatan SPAC, yang melibatkan penjualan saham perusahaan publik dalam pengaturan pribadi dengan investor.
Sejauh ini, decacorn itu mengumpulkan pendanaan US$ 12 miliar atau sekitar Rp 174,8 triliun. Altimeter akan memberikan hampir US$ 1,2 miliar. “Total valuasi mendekati US$ 35 miliar,” kata sumber.
Namun, angka-angka tersebut masih bisa berubah tergantung pembicaraan dengan investor.
Sumber mengatakan, SPAC yang akan dimerger dengan Grab yakni Altimeter Growth 1. Perusahaan ‘cek kosong’ ini mengumpulkan US$ 450 juta tahun lalu dan harga sahamnya naik 25% sejak terdaftar.
Selain Grab, Traveloka dikabarkan bakal IPO dengan valuasi sekitar US$ 5 miliar. Unicorn Tanah Air disebut-sebut akan mencatatkan saham perdana melalui SPAC yang didukung oleh miliarder Richard Li dan Peter Thiel, Bridgetown.
“Ketentuan pada kedua kesepakatan masih bisa berubah,” kata sumber Bloomberg.
Bridgetown sebelumnya dikabarkan akan merger dengan Tokopedia. Namun belakangan, Tokopedia santer disebut-sebut bakal bergabung dengan Gojek.
Analis menilai, perusahaan teknologi yang tumbuh cepat mendominasi perhatian seperti yang terjadi di Tiongkok dan AS. Ini akan mengubah lanskap kepemimpinan startup di Asia Tenggara, yang dinilai masih dipimpin oleh induk Shopee, Sea Group.
"Kami melihat tren serupa di pasar lain yang lebih mapan. Sekarang ini periode emas Asia Tenggara," kata Direktur Cathay Capital Rajive Keshup. Cathay Capital mengelola aset US$ 4 miliar.
"Kami berharap lebih banyak modal mengalir ke kawasan ini setelah pengumuman besar (startup jumbo). Dan itu merupakan indikator utama yang sangat baik tentang kesehatan kawasan,” ujar dia.
Hal senada diungkapkan oleh manajer uang senior di Hong Kong di Robeco Joshua Crabb. "Ketika beberapa dari startup jumbo (Asia Tenggara) mulai mendaftar, ini bisa sangat transformatif ke pasar modal, yang telah didominasi oleh sektor tradisional seperti keuangan, properti, dan komoditas," kata dia.
Ia menilai, itu akan berdampak besar pada sifat pasar di Tiongkok selama dekade terakhir. “Dan mungkin baru dimulai di Asean,” ujarnya.
Kepala investasi di Kamet Capital Partners Kerry Goh juga sependapat. “IPO Grab memberikan jalan keluar yang ditunggu-tunggu bagi investor yang ada, serta menjadi peluang menarik bagi investor AS untuk berinvestasi di perusahaan Asia Tenggara," katanya.