Kebijakan Privasi Berlaku Besok, WhatsApp Blokir Akun yang Tak Setuju?
Pengembang aplikasi percakapan, WhatsApp menerapkan kebijakan baru penggunaan data pada Sabtu (15/5). Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini menegaskan, akun pengguna yang belum menyetujui aturan anyar ini, tidak akan diblokir.
WhatsApp memperbarui informasi di situs resmi bahwa akun pengguna yang tidak menyetujui kebijakan anyar itu, akan dibatasi fungsinya. Namun, “WhatsApp tidak akan menghapus semua fitur sekaligus, melainkan bertahap,” demikian kata perusahaan, dikutip dari IndiaToday, Selasa (11/5).
Hal pertama yang tidak dapat diakses pengguna yakni obrolan. Meski begitu, WhatsApp masih mengizinkan pengguna untuk menjawab panggilan telepon dan video yang masuk.
Selain itu, jika pengguna mengaktifkan pemberitahuan, maka dapat mengetuknya untuk membaca atau menanggapi pesan maupun menelepon kembali panggilan video dan audio yang tidak terjawab.
Perusahaan juga bakal memberikan pengingat terus-menerus kepada pengguna yang belum menyetujui kebijakan anyar tersebut.
“Setelah memberikan waktu kepada semua orang untuk meninjau, kami terus mengingatkan mereka yang belum memiliki kesempatan mengkaji dan menerima (kebijakan). Setelah beberapa minggu, pengingat yang diterima orang-orang pada akhirnya akan tetap ada," demikian tertulis pada halaman FAQ WhatsApp.
Kondisi tersebut akan berlangsung selama beberapa minggu. Tetapi, jika pengguna belum juga menerima kebijakan privasi, maka fitur-fitur di aplikasi akan sepenuhnya tidak dapat digunakan.
“Pengguna tidak akan dapat menerima panggilan masuk atau notifikasi dan WhatsApp akan berhenti mengirim pesan dan panggilan ke ponsel Anda,” kata perusahaan.
Jika pengguna menghapus akun, maka riwayat pesan dihapus. Selain itu, akun pengguna akan dihapus dari semua grup WhatsApp yang sebelumnya diikuti, dan semua cadangan pesan dihilangkan.
WhatsApp telah memberitahukan adanya kebijakan baru terkait penggunaan data sejak awal tahun. Kebijakan ini menuai kontroversi karena WhatsApp akan berbagi data dengan induknya, Facebook.
Alhasil, penerapan aturan anyar itu mundur dari rencana awal Februari (8/2) menjadi 15 Mei.
Anak usaha Facebook itu juga menjelaskan, perubahan pada ketentuan layanan dan kebijakan privasi anyar itu hanya terkait perpesanan antara bisnis dan pelanggan. Hal yang berubah yakni pengguna akan dapat terhubung dengan lebih banyak bisnis.
Pengguna dapat memilih apakah ingin chat dengan akun bisnis di WhatsApp atau tidak. Selain itu, bisa memblokir atau menghapus akun bisnis dari daftar kontak.
Lalu, bisnis yang lebih besar seperti maskapai penerbangan atau retail, dapat menerima pertanyaan dari ribuan pelanggan sekaligus. Ini memungkinkan pelanggan melacak pesanan atau mengetahui informasi penerbangan.
Sedangkan hal yang tidak berubah yakni privasi dan keamanan chat pribadi dengan keluarga dan teman. Anak usaha Facebook itu menegaskan bahwa perusahaan tak bisa melihat konten pribadi.