Zyrex dan Axioo Tingkatkan Produksi Laptop Lokal hingga 3 Juta/Tahun
Zyrex dan Axioo meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga juta laptop lokal per tahun. Mereka optimistis, langkah ini dapat mendorong tingkat komponen dalam negeri atau TKDN hingga 60%.
CEO Zyrex Timothy Siddik mengatakan, perusahaan menyiapkan kapasitas produksi setelah ditunjuk oleh pemerintah untuk membuat laptop lokal bagi pelajar. Dalam sebulan, ia bisa merakit hingga 300 ribu.
"Perkiraan bisa sampai tiga juta dalam setahun," katanya saat konferensi pers virtual, Selasa (3/8).
Untuk tahap awal, Zyrex memang mendapatkan proyek dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) 165 ribu unit.
Zyrex pun menyiapkan tiga model laptop Chromebook lokal untuk pelajar. Dua model sudah diproduksi tahun ini, dan satu lagi pada 2022.
Timothy menyampaikan, ketiga model itu sesuai dengan spesifikasi yang diajukan oleh Kemendikbud Ristek.
Ia memperkirakan, perakitan laptop Chromebook lokal bisa mendongkrak TKDN Zyrex dari saat ini 40%. "Ke depan, 60% tidak mustahil," ujar Timothy.
TKDN Axioo juga melebihi 40%. Senior VP Government & Corporate Axioo Saiful Anuar optimistis, TKDN meningkat dengan adanya program pengembangan laptop lokal untuk pelajar.
Perusahaan sudah menyiapkan kapasitas produksi 100 ribu unit per bulan. “Sudah sesuai dengan sertifikasi yang ditetapkan pemerintah,” kata Saiful.
Saat ini, Axioo hanya menyiapkan satu tipe laptop lokal untuk pelajar. "Ke depan, ada peningkatan dengan membuat tipe lain," ujarnya.
CEO TSM Technologies Yovita Bellina mengatakan, perakitan laptop lokal juga mampu menyerap tenaga kerja. "Ini sejalan dengan misi produsen untuk menyerap Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, dan menjadi negara produsen, bukan hanya konsumen," katanya.
Pemerintah memang meminta enam produsen lokal yang merakit laptop untuk pelajar melibatkan ribuan tenaga kerja lokal. Selain Zyrex, Axioo, TSM Technologies (TSMID), tiga lainnya yakni Advan, Evercross, dan SPC.
Mereka juga diminta melibatkan siswa SMK dalam proses perakitan laptop pelajar tersebut.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, keenam produsen itu akan memproduksi ratusan ribu laptop hingga 2022. Dalam hal ini, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 3,7 triliun.
Anggaran tersebut berasal dari dua sumber. Pertama, pemerintah pusat Rp 1,3 triliun untuk 189 ribu laptop. Kedua, pemerintah daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 2,4 triliun untuk 284 ribu laptop.