Banjir Pengguna, Startup Streaming Film - Gim Online Hadapi 4 Masalah
Layanan hiburan seperti gim online dan streaming film kebanjiran transaksi dan pengguna di tengah pandemi corona. Namun startup di sektor ini menghadapi empat persoalan.
Keempat persoalan yang dimaksud yakni:
1. Distribusi konten
Pendiri sekaligus CEO IDN Media Winston Utomo menyampaikan, banyak pemain di bisnis hiburan digital berfokus memberikan konten terbarik. “Tetapi belum memikirkan bagaimana mendistribusikannya," kata dia dalam acara Wild Digital Indonesia 2021, Kamis (9/9).
IDN Media mengembangkan bisnis ke industri film dengan meluncurkan IDN Pictures. Langkah ini diambil setelah IDN Media mengakuisisi perusahaan film independen, Demi Istri Production pada Mei 2020 (12/5/2020).
2. Keterbatasan modal
Setelah merambah bisnis hiburan lewat IDN Pictures, Winston menilai bahwa sektor ini menghadapi persoalan modal. "Industri hiburan lebih menantang dan sangat mahal," kata dia.
3. Dorongan pemerintah
Pendiri sekaligus Managing Director at EVOS Hartman Harris mengatakan, industri hiburan, termasuk game online, membutuhkan dorongan dari pemerintah. Untuk e-sports misalnya, bisa menjadi cabang olahraga di berbagai gelaran seperti SEA Games, Asian Games, dan bahkan Olimpiade.
"Di Indonesia, pemerintah sangat mendukung sepak bola. Itu karena jumlah penonton dan banyak lebih berkontribusi," kata Hartman. Padahal, potensi game online juga besar.
4. Keberlanjutan bisnis terutama pasca-pandemi corona
Bagian dari Gojek di bidang video on-demand (VoD), GoPlay mencatatkan jumlah kunjungan ke platform meningkat 10 kali lipat selama pandemi Covid-19. "Yang menjadi tantangan, bagaimana masyarakat dapat menggunakan ekosistem ini ke tingkat berikutnya," kata CEO GoPlay Edy Sulistyo.
Keempat tantangan mesti dihadapi para pemain di sektor VoD dan game online, meski jumlah pengguna meningkat saat pandemi Covid-19.
Statista mencatat bahwa pertumbuhan penetrasi pengguna VoD di Indonesia 8,4% pada 2020. Kenaikannya diproyeksikan 19,4% pada 2024. Pendapatan rata-rata per pengguna diprediksi US$ 7,35 atau Rp 106 ribu.
Begitu juga dengan game online. We are Social dan Hootsuite memperkirakan 60% pengguna internet di Tanah Air aktif memainkan gim di gawainya.