Investasi ke Startup Kesehatan RI Melonjak, Berpotensi Jadi Unicorn

Fahmi Ahmad Burhan
2 Desember 2021, 13:36
startup, kesehatan, pendanaan, halodoc, alocokter
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merawat pasien Covid-19 yang menunggu di pelataran untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (23/6/2021).

Pendanaan ke startup kesehatan melonjak tahun ini. Perusahaan rintisan di sektor ini pun dinilai berpeluang segera menjadi unicorn.

Katadata.co.id mencatat, ada 107 startup Indonesia yang meraih investasi tahun lalu. Namun hanya dua yang berasal dari sektor kesehatan.

Advertisement

Sedangkan sejak awal tahun, jumlahnya mencapai enam.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, peningkatan investasi kepada startup kesehatan karena ekosistemnya mulai matang. Kinerja perusahaan rintisan juga terus meningkat.

"Jadi, startup kesehatan ini diminati oleh investor," kata Eddi kepada Katadata.co.id, Rabu (1/12).

Ia memperkirakan, minat investor terhadap startup kesehatan akan tetap tinggi meski pandemi Covid-19 usai. “Ini karena masyarakat semakin melek tentang kesehatan".

Pada Oktober, Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyampaikan bahwa perusahaannya menyuntik modal empat startup kesehatan. Ini termasuk yang berbasis riset, seperti Nalagenetics dan Nusantics.

“Di Indonesia, kalau dilihat, akses ke fasilitas kesehatan masih rendah sekali. Jika berdasarkan progres dan bicara kategori lain, e-commerce dan edutech, (startup kesehatan) yang digital platform kemungkinan akan ‘jalan’ lebih dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan yang berbasis riset bakal jalan,” ujar Willson saat wawancara dengan beberapa jurnalis, pada Oktober (15/10).

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, startup kesehatan diminati investor karena layanannya semakin meluas. Tidak hanya telemedicine, tapi juga tes Covid-19 hingga vaksinasi.

Edward juga menilai bahwa kemajuan teknologi akan mendorong startup telemedicine untuk masuk ke layanan mainstream kesehatan. Kemudian, ekosistem akan terbentuk, termasuk repository electronic medical records (EMR) terpusat.

Bahkan menurutnya, sektor kesehatan mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi unicorn Tanah Air. "Tapi sektor kesehatan dan pendidikan akan melalui 1-2 kali private investment terlebih dahulu," kata Edward kepada Katadata.co.id, bulan lalu (15/11).

Sedangkan enam startup kesehatan yang mendapatkan pendanaan tahun ini, di antaranya:

1. Halodoc

Halodoc meraih pendanaan seri C US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,16 triliun pada April. Investasi ini diperoleh dari sejumlah investor kakap seperti Temasek, Grup Astra, dan PT Telkomsel. 

Investor lain yang berpartisipasi yakni Bangkok Bank, Novo Holdings, dan Acrew Diversify Capital Fund.

Bisnis Halodoc melonjak selama pandemi corona, rinciannya bagai berikut:

  • Transaksi telemedicine meningkat 10 kali lipat
  • Transaksi di toko kesehatan melonjak lima kali lipat
  • Layanan buat janji dengan dokter meningkat tiga kali lipat
  • Tes Covid-19 digunakan oleh lebih dari 600 ribu pengguna

Halodoc menggaet 18 juta pengguna dan 20 ribu lebih dokter. Selain itu, terdapat lebih dari 4.000 penyedia layanan mulai dari rumah sakit hingga apotek di platform.

2. Klinik Pintar

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement