BI Kaji Uang Digital, Fintech Pembayaran Diramal Jadi Primadona 2022

Fahmi Ahmad Burhan
17 Desember 2021, 16:16
fintech, ovo, gopay, linkaja, shopeepay, bi, uang digital, pendanaan, investor
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi 'start up' yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji pembuatan uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Ini dinilai menjadi salah faktor pendorong minat investor terhadap startup teknologi finansial (fintech) pembayaran tahun depan.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, fintech pembayaran banyak mendapatkan pendanaan dari investor karena daya tariknya dalam menunjang transaksi non-tunai. Sedangkan tren pembayaran non-tunai diramal semakin masif tahun depan.

"Tren layanan fintech tahun depan akan semakin menarik. Masyarakat juga bakal semakin didorong untuk frictionless (tanpa interaksi fisik)," kata Edward kepada Katadata.co.id, Kamis (16/12).

Ia juga memprediksi bahwa perilaku masyarakat dalam bertransaksi secara non-tunai semakin matang. "Ini karena pengguna diberikan opsi layanan yang mudah, cepat, dan bisa bertransaksi di mana saja," ujarnya.

Laporan Fintech in ASEAN 2021: Digital Takes Flight pun menunjukkan, jumlah pendanaan ke startup fintech di Indonesia mencapai US$ 904 juta atau sekitar Rp 12,90 triliun pada kuartal III 2021. Mayoritas ditujukan untuk fintech pembayaran, yakni 36% atau US$ 325,44 juta.

Selain itu, ada faktor lain yang menjadi daya tarik investor berinvestasi ke startup fintech pembayaran. Salah satunya, BI mengkaji penyaluran bantuan sosial (bansos) lewat platform seperti GoPay dan OVO.

"Ini karena masing-masing startup fintech pembayaran memiliki data yang sama dan mudah untuk diimplementasikan dalam penyaluran bansos di lapangan," ujarnya.

BI menyiapkan tiga model penerapan digitalisasi penyaluran bansos yang akan diujicoba, yakni penyaluran bansos menggunakan QRIS, PT Pos Indonesia, dan menggunakan teknologi biometrik. Bank sentral menargetkan penerapan semua model ini pada 2024.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...