Sempat Untung saat Pandemi, Mengapa Startup Kini PHK Pegawai?

Desy Setyowati
6 Juni 2022, 13:38
startup, phk, pandemi corona
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018.

Ada enam startup di lima sektor di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tahun ini. Kelima bidang ini diuntungkan saat pandemi corona. Kenapa mereka mengurangi jumlah karyawan?

Chief People Officer Tiket.com Dudi Arisandi mencatat, startup di Tanah Air yang melakukan PHK rerata yang diuntungkan dari pandemi corona. Mereka yakni Tanihub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, dan MPL.

“Mereka sebelumnya merekrut, karena kebutuhannya banyak saat itu (awal pandemi corona). Ketika ternyata pandemi berhasil ditangani, yang terjadi adalah surplus orang,” ujar Dudi dalam acara Talk 2 Talk, pekan lalu (29/5).

Zenius dan Pahamify misalnya, tercatat sebagai startup yang merekrut banyak pekerja saat pandemi. Datanya sebagai berikut:

Menurutnya, kondisi saat ini mirip dengan gelembung dot com pada 1998 - 2000-an. Saat itu, sektor teknologi tren dan perusahaan merekrut banyak pekerja. Mereka melantai di bursa efek dan mencatatkan harga saham yang meroket.

Perusahaan dot-com saat itu banyak menjalankan model startup yang bereksperimen dengan cara-cara baru dalam berbisnis. Namun, mereka tidak punya arah bisnis yang jelas dan tidak stabil.

Kemudian, gelembung dot-com meledak dan harga saham perusahaan internet itu runtuh. Bahkan banyak di antaranya yang gulung tikar.

“Saya pernah mengalami, di satu perusahaan, pegawai di sektor IT dikurangi dan dipekerjakan di outsource. Kemudian muncul dot com,” ujar dia. “Secara pribadi, aku sudah tiga kali menghadapi kasus seperti sekarang ini.”

Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menyampaikan, likuiditas di sektor startup berkurang. Alhasil, investor semakin selektif dalam menyuntikkan dana ke perusahaan rintisan.

“Investor sudah selektif. Tidak lagi akan menyetujui ‘bakar uang’ yang tidak ada habisnya. Oleh sebab itu, startup harus pintar mengolah dana, jadi mereka melakukan efisiensi,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, minggu lalu (28/5).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...