Buat Pelatihan Coding untuk Anak, Ruangguru Akuisisi Kalananti
Ruangguru akan menggelar pelatihan coding untuk anak-anak. Startup pendidikan ini pun mengakuisisi Kalananti.
Pendiri dan Direktur Utama Ruangguru Belva Devara mengatakan, perusahaan membuat beragam inisiatif di tengah kasus harian Covid-19 yang mulai menurun. Pembelajaran tatap muka juga marak digelar.
"Kami masuk ke vertikal (bisnis) lainnya di bidang pendidikan, salah satunya membuat sekolah coding untuk anak," kata Belva dalam konferensi pers virtual, Senin (20/6).
Melalui pelatihan itu, anak-anak bisa bermain Roblox atau menjajal pengalaman coding lainnya.
Untuk menyelenggarakan pelatihan coding itu, Ruangguru menggaet Kalananti. "Kami akuisisi Kalananti karena menyediakan kurikulum bagus, tim penuh semangat, dan mempunyai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi," kata Belva.
Selain pelatihan coding, Ruangguru mengembangkan vertikal bisnis lainnya seperti pelatihan bahasa Inggris bernama English Academy dan kursus untuk profesional.
"Ke depannya, kami akan lebih banyak masuk ke vertikal bisnis lain di bidang pendidikan," ujar Belva.
Startup pendidikan itu telah menggaet 38 juta pengguna. Jumlah ini melonjak dibandingkan pertengahan tahun lalu 25 juta.
Jumlahnya juga meningkat dari 15 juta pada 2019 menjadi 22 juta per awal 2020.
Pendiri sekaligus Direktur Operasional Ruangguru Iman Usman menambahkan, peningkatan jumlah pengguna tidak hanya dipengaruhi oleh tren belajar dari rumah sejak pandemi Covid-19.
"Sebab, sejak pandemi mulai mereda dan siswa belajar di sekolah, angka pengguna juga semakin tinggi," kata dia.
Faktor lain pendorong peningkatan pengguna yakni konten menarik, lebih banyak fitur hingga pengalaman pengguna yang komprehensif. "Ini menjadi pembeda Ruangguru dan platform lainnya," ujarnya.
Ruangguru mengembangkan fitur Adapto. Fitur ini memungkinkan siswa mendapatkan jalan dan peta belajar yang disesuaikan. "Siswa juga sekarang belajar lebih tertarik secara live berinteraksi bareng temannya, diskusi saling tukar pertanyaan," katanya.
Di sisi lain, Ruangguru dikabarkan telah meraup untung. Tech In Asia melaporkan bahwa Ruangguru mencatatkan untung US$ 1,8 juta tahun lalu dibandingkan 2019 yang mengalami kerugian operasional US$ 31,9 juta.
“Ruangguru mampu meraih profitabilitas meski menggandakan biaya tunjangan karyawan,” demikian dikutip dari Tech In Asia, tahun lalu (11/10).
Sumber Tech In Asia yang akrab dengan Ruangguru juga mengatakan, valuasi startup pendidikan ini melampaui US$ 800 juta tahun lalu. Ini artinya, butuh US$ 200 juta untuk Ruangguru menyandang status unicorn.