Disebut Dikhianati Elon Musk, Bos Google Sergey Brin Selamatkan Tesla
Istri pendiri Google Sergey Brin yakni Nicole Shanahan dikabarkan berselingkuh dengan orang terkaya di dunia, Elon Musk. Namun Brin ternyata pernah membantu perusahaan milik Elon Musk, yaitu Tesla.
Sergey Brin merupakan tokoh internet yang mendirikan raksasa teknologi Google pada 1998. Ia juga menjadi menyuntik modal Tesla agar bisa bangkit dari resesi ekonomi 2008.
Kini Brin dikabarkan melepas kepemilikan sahamnya di Tesla. Mantan presiden Alphabet, induk Google, ini menginstruksikan penasihat keuangan untuk menjual porsi saham miliknya di Tesla.
Namun porsi saham Brin di Tesla tidak diketahui. “Dengan menjual kepemilikan sahamnya, Brin akan mengantongi lebih dari US$ 100 juta (sekitar Rp 1,5 triliun)," demikian dikutip dari Business Insider, Selasa (26/7).
Nilai saham itu didapat berdasarkan asumsi investasi awal Brin kepada Tesla pada 2008, yakni US$ 500 ribu. Dana ini merupakan bagian dari penggalangan dana US$ 40 juta saat Tesla masih menjadi startup.
Kemudian harga saham Tesla terus melonjak setelah mencatatkan saham perdana ke publik atau IPO dan menghasilkan keuntungan besar bagi pemegang saham seperti Brin.
Brin menjual saham Tesla diduga karena istrinya Nicole Shanahan berselingkuh dengan CEO Tesla Elon Musk. Ini juga dianggap sebagai penyebab dirinya mengajukan cerai Brin.
Akan tetapi, Elon Musk membantah kabar miring itu. "Omong kosong, Sergey dan saya berteman. Kami berpesta bersama," kata orang terkaya di dunia itu.
Ia juga mengatakan hanya bertemu dengan istri Brin itu dua kali dalam tiga tahun, itu pun dengan banyak orang. "Tidak ada hubungan romantis," kata Musk.
Sergey Brin merupakan tokoh internet dari Amerika Serikat (AS). Ia lahir di Uni Soviet dan bermigrasi ke AS bersama keluarganya saat berusia enam tahun.
Ia memperoleh gelar sarjana dari University of Maryland, College Park. Kemudian mendaftar di Stanford University di bidang ilmu komputer.
Di sana ia bertemu dengan rekannya, Larry Page dan membangun program mesin pencarian (browser). Program ini menjadi populer di Stanford University.
Kemudian, keduanya serius mengembangkan mesin pencarian itu dan memberinya nama Google.
Brin menjabat sebagai presiden perusahaan induk Google, Alphabet. Kemudian, ia mengundurkan diri dari jabatannya pada 2019.
Dia dan Page tetap berada di Alphabet sebagai salah satu pendiri, pemegang saham pengendali, serta anggota dewan. Forbes melaporkan, kekayaan Brin US$ 87,8 miliar.
Selain di Google, Brin kerap kali mendanai proyek-proyek teknologi seperti perusahaan game VersusGame, bioteknologi 23andMe, dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) OccamzRazor.
Ia juga membantu Elon Musk mengembangkan Tesla. Ia mendanai Tesla US$ 500 ribu saat terjadi krisis keuangan pada 2008.
Dana itu dimanfaatkan Tesla untuk bangkit dari gejolak ekonomi dan meningkatkan produksi.
New York Post melaporkan, Elon Musk menggambarkan kejadian 2008 sebagai tahun terburuk dalam hidupnya. Saat itu, ia mesti berjuang untuk menjaga Tesla dan SpaceX. Sedangkan kini, Tesla menjadi raksasa di pasar kendaraan listrik.