YouTube, Spotify hingga Disney+ Kerek Biaya Layanan, Berlaku November
Amerika Serikat (AS) mencatatkan kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi 8,2% per September atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Raksasa teknologi seperti YouTube, Apple, Spotify, Disney+ hingga Netflix pun mengerek biaya layanan.
Inflasi di Amerika bahkan mencapai 9% pada Juni. “Kita menghadapi ‘musim dingin’ yang gelap,” kata analis teknologi di perusahaan investasi Jefferies Brent Thill dikutip dari The New York Times, akhir pekan lalu (29/10).
“Dari (perusahaan) kecil hingga sangat besar, tidak ada yang kebal,” tambah dia.
Berikut daftar perusahaan Amerika yang menaikkan biaya layanan di tengah tingginya angka inflasi:
Apple
Pekan lalu (24/10), Apple menaikkan biaya langganan bulanan dan tahunan di Amerika Serikat.
Langganan individu Apple Music naik dari US$ 9,99 menjadi US$ 10,99 (Rp 171,4) per bulan. Langganan Apple TV+ naik dari US$ 4,99 menjadi US$ 6,99 (Rp 109 ribu) per bulan.
YouTube
YouTube menaikkan harga langganan untuk paket premium keluarga dari US$ 17,99 menjadi US$ 22,99 (Rp 358,6 ribu) per bulan. Ini berlaku untuk pelanggan baru.
Sedangkan pelanggan lama akan mendapatkan pemberitahuan 30 hari sebelumnya.
Kenaikan harga tersebut berlaku juga di Kanada dan Inggris. Di Argentina, kenaikan berlaku untuk akun individu dan keluarga.
“Kami membuat YouTube Premium untuk memberikan pengalaman tanpa gangguan, sehingga Anda dapat lebih dekat dengan video, pembuat konten, dan artis musik yang Anda sukai,” kata YouTube melalui email.
“Untuk terus memberikan layanan dan fitur hebat, kami akan meningkatkan harga paket keluarga premium dari US$ 17,99 menjadi US$ 22,99 per bulan,” tambah perusahaan.
Kenaikan harga berlaku mulai bulan depan.
Spotify
Spotify berencana menaikkan harga langganan tahun depan. Namun Chief Executive Officer Daniel Ek belum memerinci besarannya.
Sejak diluncurkan pada 2011 di Amerika, Spotify menerapkan biaya langganan US$ 9,99 setara Rp 150 ribu per bulan.
Pada kuartal tiga, Spotify mencatat kenaikan pendapatan 1,98%. Jumlah pengguna aktif bulanan naik 20% dari tahun sebelumnya menjadi 456 juta atau melebihi perkiraan.
Netflix
Netflix juga berencana meluncurkan paket baru yaitu layanan langganan dengan iklan. Biayanya akan dipatok US$ 6,99 per bulan di Amerika, mulai bulan depan.
Perusahaan sudah menaikkan harga langganan pada Maret. Rinciannya sebagai berikut:
- Paket langganan Basic dari US$ 8,99 menjadi US$ 9,99 per bulan
- Paket Standard dari US$ 13,99 menjadi US$ 15,49 per bulan
- Paket Premium dari US$ 17,99 menjadi US$ 19,99 per bulan
Disney+
Pada Agustus, Disney mengumumkan akan menaikkan harga langganan Disney+ bebas iklan dari US$ 7,99 (Rp 124 ribu) menjadi US$ 10,99 (Rp 171 ribu) per bulan di Amerika Serikat mulai 8 Desember.
Perubahan harga akan bertepatan dengan peluncuran layanan streaming dengan iklan yang dipatok US$ 7,99 per bulan.
Disney mengatakan bahwa paket yang didukung iklan akan disebut "Disney+ Basic". Sedangkan paket berlangganan bebas iklan diberi nama "Disney+ Premium."
Awal tahun ini, Disney berjanji membatasi total beban iklan menjadi rata-rata empat menit iklan per jam. Perusahaan juga mengungkapkan, program preschool tidak akan memiliki iklan apa pun.
“Dengan penawaran Disney+ baru yang didukung iklan dan rangkaian rencana yang diperluas di seluruh portofolio streaming, kami akan memberikan pilihan konsumen yang lebih besar pada berbagai titik harga untuk memenuhi beragam kebutuhan pengguna kami,” kata Ketua Distribusi Media & Hiburan Disney Kareem Daniel dikutip dari Tech Crunch, Senin (31/10).
Jumlah pengguna berlangganan Disney+ naik menjadi 152,1 juta selama kuartal ketiga atau bertambah 14,4 juta pelanggan. Ini melebihi ekspektasi 10 juta.