Penggunaan ChatGPT hingga Dall E Bisa Sumbang Rp 3.873 T ke Ekonomi RI
Penggunaan teknologi artificial intelligence atau AI generatif seperti ChatGPT dan Dall E dalam menunjang pekerjaan bisa meningkatkan produksi, sehingga menyumbang US$ 243,5 miliar atau sekitar Rp 3.873 triliun ke perekonomian Indonesia, menurut Access Partnership, ELSAM, dan Microsoft.
Berdasarkan laman resmi Google, AI generatif adalah kecerdasan buatan generatif yang mengacu pada penggunaan AI untuk membuat konten baru, seperti teks, gambar, musik, audio, dan video.
AI generatif didukung oleh model dasar kecerdasan buatan yang dapat melakukan beberapa tugas sekaligus, dan melakukan tugas siap pakai termasuk merangkum, tanya jawab, klasifikasi, dan sebagainya.
Selain itu, dengan sedikit pelatihan, model dasar AI dapat digunakan untuk tugas yang spesifik berbasis data tertentu.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan, AI Generatif seperti ChatGPT membantu manusia berinteraksi dengan data dalam cara yang baru, seperti merangkum teks, mendeteksi anomali hingga mengenali gambar.
“Antarmuka atau user interface dengan bahasa natural alias natural language memungkinkan kita berinteraksi dengan teknologi ini menggunakan bahasa sehari-hari,” kata Dharma dalam keterangan pers, Senin (30/10).
“Kemampuan AI generatif sebagai reasoning engine membantu dalam mengidentifikasi pola dan menarik insights lebih cepat,” Dharma menambahkan.
Kombinasi kedua kapabilitas tersebut memungkinkan setiap orang dan organisasi untuk:
- Memiliki copilot sendiri
- Mencetuskan kreativitas
- Mengakselerasi penemuan
- Meningkatkan efisiensi
“Ketika dimanfaatkan secara bertanggung jawab, seluruh hal ini akan berdampak positif pada perekonomian,” ujarnya.
Menurut dia, AI dapat membantu manusia berfokus melakukan elemen esensial dalam setiap pekerjaan, bukan menggantikan orang tersebut. Sebab, kecerdasan buatan hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia.
Berdasarkan laporan bertajuk ‘Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia’ yang dikeluarkan oleh Access Partnership bekerja sama dengan ELSAM dan didukung oleh Microsoft, ada tiga aspek yang perlu menjadi perhatian dalam penggunaan AI, yaitu:
1. Meningkatkan akses dan pemakaian
Kapabilitas natural language dan reasoning engine AI Generatif mampu mendemokratisasi AI, sehingga mengurangi tantangan individu dalam menggunakan teknologi ini.
Pada pelaksanaannya, keterampilan baru tetap perlu dikuasai seperti memberikan instruksi atau prompt, mengevaluasi secara analitis, dan menyelesaikan masalah.
Selain itu, perlu ada regulasi AI yang mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan secara bertanggung jawab. “Dalam masyarakat demokratis, salah satu prinsip dasar kami yakni tidak ada seorangpun yang kebal hukum,” kata Director of Government Affairs Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi.
“Itulah sebabnya, kami merasa tepat bagi regulator dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan pengawasan, serta mempertimbangkan undang-undang dan peraturan baru,” Ajar menambahkan.
2. Manajemen risiko
Diperlukan upaya terkoordinasi untuk membentuk formula AI yang bertanggung jawab, baik dari sisi pengembangan maupun penggunaan. Formula ini dapat dijadikan bagian dari strategi perusahaan atau individu.
Ajar mengatakan, Microsoft mengadopsi enam prinsip etika AI pada 2018, yakni:
- Keadilan
- Keandalan dan keselamatan
- Privasi dan keamanan
- Inklusivitas
- Transparansi
3. Mendorong inovasi dengan menyertakan elemen tanggung jawab sebagai fondasi utama
Butuh kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta dalam menghidupkan lingkungan yang inovatif. Microsoft pun mengumumkan tiga AI Customer Commitments perusahaan, dengan Copilot Copyright Commitment sebagai salah satu perluasan.
Copilot Copyright Commitment memperkuat dukungan ganti rugi kekayaan intelektual bagi layanan Copilot komersial.
“Jika pihak ketiga menggugat pelanggan komersial atas pelanggaran hak cipta karena menggunakan Microsoft Copilot atau output yang dihasilkan, maka perusahaan akan membela pelanggan tersebut dan membayar biaya kerugian atau biaya penyelesaian yang diakibatkan oleh tuntutan hukum, selama pelanggan bersangkutan menggunakan pagar pembatas dan filter konten yang Microsoft buat pada produk,” katanya.