BCA Akan Merger BCA Syariah dengan Rabobank Awal Tahun Depan
Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana menggabungkan entitas anaknya, BCA Syariah dengan Rabobank International Indonesia. Aksi korporasi ini ditargetkan terealisasi pada awal tahun depan.
"Kalau semua berjalan lancar, rencana legal merger bisa kami lakukan pada awal tahun depan," kata Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim saat menggelar paparan publik secara virtual, Jumat (28/8).
Ia mengatakan, BCA Syariah bakal menjadi perusahaan yang menerima penggabungan tersebut. Ini untuk memperkuat bisnis syariah.
Perusahaan melihat bahwa pasar syariah di dalam negeri masih sangat besar, meski banyak pesaing. Vera menilai, kesempatan masih terbuka terutama untuk segmen komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Terlebih lagi, BCA berencana mengembangkan layanan digital pada bisnis syariah tersebut.
Vera menyatakan, rencana tersebut bukan untuk bersaing dengan bank syariah milik pemerintah, yang juga akan merger. "BCA syariah aset di kisaran Rp 8 triliun. Dibandingkan BUMN, kami jauh lebih kecil," katanya.
Selama ini, BCA memang selalu membidik pertumbuhan bisnis BCA Syariah, baik melalui cara organik maupun non-organik. Mengingat perusahaan sudah berencana mengakuisisi Rabobank, maka upaya mendorong bisnis syariah itu dengan cara non-organik.
Saat ini, BCA berfokus menyelesaikan proses akuisisi Rabobank, usai mendapat restu dari RUPSLB pada Juli lalu. Bank swasta terbesar di Indonesia ini tengah mengajukan persetujuan ke OJK.
"Kalau itu lancar, proses (akuisisi) ini mudah-mudahan bisa dilakukan pada September. Baru kami lanjutkan dengan proses merger," ujar Vera.
Perusahaan optimistis, posisi permodalan dan neraca BCA Syariah akan semakin solid. Berdasarkan publikasi laporan keuangan hingga Juni, ekuitas BCA Syariah Rp 2,4 triliun. Sedangkan ekuitas Rabobank Rp 382 miliar.
Seperti diketahui, BCA berencana mengakuisisi 3,72 juta unit saham Rabobank. Namun, nilai akuisisinya tercatat membengkak menjadi Rp 500 miliar. Sebelumnya, biaya akuisisi 99,99% saham itu diperkirakan hanya Rp 397 miliar.
Manajemen BCA mengungkapkan hal itu melalui Ringkasan Rancangan Akuisisi, yang diunggah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dijelaskan bahwa nilai akhir aksi korporasi yang disepakati, akan mengacu pada nilai ekuitas Rabobank yang disesuaikan saat pelaksanaan akuisisi.
Premium aksi akuisisi bersifat tetap, US$ 20,5 juta atau sekitar Rp 287,5 miliar. "Saat ini, estimasi total nilai akuisisi Rp 500 miliar, sudah termasuk premium US$ 20,5 juta," kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn kepada media, pada Juni lalu (9/6).
Manajemen BCA menjelaskan bahwa rencana itu akan didanai melalui modal sendiri, dari dana yang tersimpan sebagai laba ditahan atau retained earnings. Perusahaan menjamin, pendanaan ini tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun.