Harbolnas 2017 Cetak Rekor Transaksi Rp 4,7 Triliun
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diikuti oleh 254 e-commerce pada 12 Desember 2017 lalu memecahkan rekor nilai transaksi mencapai Rp 4,7 triliun. Terjadi peningkatan sebesar Rp 1,4 triliun dibanding gelaran tahun 2016 dengan transaksi 4,2 kali lipat hari biasa.
Ketua Pelaksana Harbolnas 2017 Achmad Alkatiri menyatakan, perluasan jangkauan masyarakat menjadi kunci suksesnya event tahunan ini. “Kami menyebarkan Harbolnas dan belanja online di kota kedua dan ketiga, juga merangkul Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk berjualan digital,” kata Achmad di Jakarta, Selasa (19/12).
Achmad mengungkapkan, tujuan Harbolnas 2017 adalah menyetarakan akses belanja online masyarakat secara nasional. Menurutnya, perluasan jangkauan Harbolnas bakal penting untuk ekonomi digital Indonesia.
Meski sukses, Achmad mengakui ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti keluhan masyarakat terhadap diskon dan barang palsu. Namun, dia menyatakan panitia dan peserta Harbolnas telah bertindak secara maksimal.
(Baca juga: Situs E-Commerce Sempat Semaput, Harbolnas akan Cetak Rekor)
“Kami bertindak dan mengawasi sehingga keluhannya sangat minimum,” ujarnya. Meski Harbolnas usai, dia pun meyakinkan agar peserta e-commerce tetap berupaya menjaga kepercayaan masyarakat.
Sebagai sumber penghitungan capaian Harbolnas, Nielsen mencatat terjadi peningkatan jangkauan hingga 24 kota pada Harbolnas 2017. Tahun lalu, hanya ada 19 kota yang ikut serta.
Nielsen pun melakukan survei online pada 11 hingga 13 Desember 2017 terhadap masyarakat di Indonesia. Temuannya, 89% orang yang mengetahui Harbolnas. Namun, hanya 57% yang mengeksekusi belanja online, turun 4% dibanding tahun lalu.
Jumlah e-Commerce yang Memeriahkan Hari Belanja Online Nasional 12/12 2017
Selain itu, Nielsen mencatat, 80% transaksi terjadi di Pulau Jawa dan 20% di luar Pulau Jawa. Namun, dibanding tahun lalu, terjadi pertumbuhan sebesar 82% di luar Pulau Jawa, lebih banyak dari Pulau Jawa yang hanya 35%.
Nielsen juga mencatat, 68% masyarakat yang berbelanja di Harbolnas adalah pembeli regular. Selain itu, 27% masyarakat pertama kali belanja di Harbolnas, dan 5% benar-benar baru berbelanja online.
“Ini menunjukkan indikasi harapan kita untuk mencapai jangkauan luas bisa menjawab objektif yang signifikan,” ujar Director Consumer Insight Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri.
(Baca juga: Kominfo Gandeng idEA untuk Pendaftaran E-Commerce)
Tercatat juga, 75% masyarakat menggunakan ponsel pintar untuk berbelanja saat Harbolnas. Dengan penggunaan aplikasi mencapai 48%, yang meningkat sebesar 21% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan pengguna browser turun dari 17% menjadi 16%.
Menurut Rusdi, mayoritas orang berbelanja lewat aplikasi e-commerce. Terlihat dari lokasi belanja yang mencapai 9% dan 8% dilakukan di rumah kerabat dan mal. “Pergeseran ke penggunaan aplikasi memudahkan konsumen untuk belanja,” tuturnya. Selain itu, berbagai promo yang ditawarkan melalui aplikasi juga menambah minat pembeli.