Berapa Kerugian TikTok Setelah TikTok Shop Tutup di Indonesia?

Desy Setyowati
13 Oktober 2023, 12:30
TikTok Shop, tiktok,
Skill Akademi by Ruangguru
TikTok Shop

TikTok Shop resmi tutup di Indonesia pada Rabu (4/10). Berapa kerugian TikTok dari penutupan ini?

Berdasarkan data Momentum Works, TikTok Shop menargetkan nilai transaksi atau GMV US$ 20 miliar tahun ini. Sebanyak US$ 15 miliar atau sekitar Rp 230 triliun di antaranya berasal dari Asia Tenggara.

TikTok Shop hadir di enam negara di Asia Tenggara yakni Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Rincian target GMV TikTok Shop menurut Momentum Works yang berbasis di Singapura sebagai berikut:

  • 2021: US$ 900 juta. US$ 600 juta di antaranya dari Indonesia
  • 2022: US$ 4,4 miliar dari Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam. Khusus Indonesia US$ 2,5 miliar.
  • 2023 (target): US$ 20 miliar. Sebanyak US$ 15 miliar di antaranya dari Asia Tenggara

Di Asia Tenggara, Momentum Works mencatat bahwa TikTok Shop menjadi satu-satunya yang mencatatkan kenaikan pangsa pasar tahun ini. Rinciannya sebagai berikut:

E-commerce2023 (proyeksi)2022
Shopee46,5%48,1%
Lazada17,7%20,2%
Tokopedia13,9%18,5%
TikTok Shop13,2%4,4%
Lainnya8,7%8,9%

Dengan ditutupnya TikTok Shop, angka 2023 bisa berubah. ““Target-target tersebut kini diragukan,” ujar Asisten peneliti di program Columbia-Harvard China and the World sekaligus konsultan untuk firma riset independen Rhodium Group William Yuen Yee dikutip dari SCMP, Kamis (12/10).

“TikTok tentu saja mengandalkan pasar e-commerce Asia Tenggara, dengan negara-negara besar seperti Indonesia, untuk mencapai target pendapatan global yang ambisius,” William menambahkan.

Ia juga memperkirakan negara lain di Asia Tenggara akan mempertimbangkan untuk melakukan pembatasan seperti di Indonesia. Vietnam misalnya, tengah menyelidiki TikTok terkait konten berbahaya.

Sementara menurut data firma riset pasar Cube Asia, Indonesia menyumbang hampir 60% dari total pendapatan e-commerce TikTok sebelum pelarangan. Penutupan TikTok Shop dapat menimbulkan tantangan dalam bersaing dengan Shopee, Tokopedia hingga Lazada.

“TikTok bereksperimen dalam bisnis e-commerce di Inggris, Amerika Serikat, dan pasar lain namun tidak terlalu berhasil,” kata Pendiri sekaligus kepala analis di konsultan Dolphin yang berbasis di Beijing, Cina, Li Chengdong.

“Performanya paling baik di Asia Tenggara, berkat traffic di Indonesia. Jadi pelarangan di Indonesia, pasti akan berdampak besar (pada operasi e-commerce secara keseluruhan),” Li menambahkan.

Perusahaan riset Compas mencatat nilai penjualan barang kebutuhan sehari-hari atau  FMCG di TikTok Shop mencapai Rp 1,33 triliun di Indonesia selama 1 September – 1 Oktober. Volume transaksi mencapai 17,75 juta.

Rinciannya sebagai berikut:

  • Perawatan kecantikan Rp 722 miliar
  • Makanan minuman Rp 272 miliar
  • Ibu dan bayi Rp 204 miliar
  • Kesehatan Rp 132 miliar
  • Perlengkapan rumah Rp 1 miliar

Compas juga mencatat, ribuan penjual produk kebutuhan sehari-hari menutup toko di TikTok Shop. Rinciannya sebagai berikut:

  • 17 ribu lebih penjual
  • 3.900 pemilik merek atau brand FMCG

“Pasca-penutupan TikTok Shop, kami melihat potensi yang cukup baik pada platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Blibli,” kata Co-Founder sekaligus CEO Compas Hanindia Narendrata Rahiesa dalam keterangan pers, Jumat (6/10).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...