Tren E-Commerce 2024: KOL Seperti dr Richard Lee dan AI Generatif
Transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di Asia Tenggara naik 15% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 114,6 miliar atau Rp 1.853 triliun (kurs Rp 16.330 per US$) tahun lalu. Berikut tren e-commerce tahun ini.
“Penerapan AI generatif dan evolusi live e-commerce sedang membentuk kembali industri ini. Kami sangat antusias melihat tren ini mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan peluang bisnis di seluruh Asia Tenggara,” kata Pendiri sekaligus CEO Momentum Works Jianggan Li dikutip dari keterangan pers, Senin (15/7).
Ia mengungkapkan empat tren e-commerce tahun ini, di antaranya:
1. Live streaming: KOL atau Key Opinion Leader seperti dr Richard Lee misalnya, menghasilkan lebih dari US$ 2 miliar.
KOL adalah seseorang atau organisasi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang tertentu. KOL bisa menjadi influencer.
“Live streaming KOL terkemuka di Vietnam, Thailand, dan Indonesia mencapai penjualan jutaan dolar dalam satu sesi langsung,” demikian dikutip dari laporan Momentum Works
2. AI Generatif: Alibaba berinvestasi di lima perusahaan terkait model bahasa besar alias large language model (LLM) untuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), sementara ByteDance menyuntik Double LLM.
3. E-commerce enabler: semakin banyak penyedia solusi perdagangan berbasis e-commerce akan memperluas model bisnis perusahaan
4. Logistik: E-commerce kini masif membuat layanan logistik sendiri. Momentum Works mencatat, lebih dari 50% pesanan di Shopee menggunakan Shopee Express.
Laporan Momentum Works bertajuk ‘Ecommerce in Southeast Asia 2024’ menunjukkan, nilai transaksi e-commerce di Asia Tenggara US$ 114,6 miliar tahun lalu. Pertumbuhan Vietnam dan Thailand merupakan yang tertinggi, yakni 52,9% dan 34,1% yoy.
Indonesia tetap menjadi pasar e-commerce terbesar dengan kontribusi 46,9% terhadap GMV di kawasan. Tingkat pertumbuhannya 3,7% atau yang paling moderat di Asia Tenggara.
Dari sisi pemain, GMV TikTok Shop naik empat kali tahun lalu. Rinciannya dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Nilai transaksi bruto TikTok Shop pun menjadi yang terbesar kedua di Asia Tenggara jika digabung dengan Tokopedia yakni US$ 32,6 miliar atau Rp 533 triliun.
“Lanskap persaingan e-commerce di Asia Tenggara tetap dinamis dan terus bertransformasi,” kata Jianggan Li.
Melihat pertumbuhan GMV di Vietnam dan Thailand yang cepat, serta platform seperti TikTok Shop berkembang pesat, menurut dia jelas bahwa inovasi dan adaptasi menjadi kunci keberhasilan di Asia Tenggara.