Peta Persaingan E-commerce Setelah Bukalapak Tutup Lapak Barang

Ringkasan
- Industri tekstil Indonesia mengalami kesulitan besar pada tahun ini dengan puluhan pabrik tutup dan lebih dari 40 ribu pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), mengatasi angka validasi awal yang mencapai 13.800 orang terdampak dalam sektor tekstil dan alas kaki, menurut estimasi Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN).
- Praktik impor borongan dan keterlibatan oknum petugas bea cukai dalam memfasilitasi masuknya produk tekstil dan produk tekstil (TPT) ilegal ke Indonesia menjadi penyebab utama di balik pemutusan hubungan kerja massal dan penutupan pabrik, dengan APSyFI mengkritik keras penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan No. 8 Tahun 2024 yang memperburuk kondisi.
- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah kaitan antara Permendag No. 8 Tahun 2024 dengan masalah industri tekstil, menjelaskan bahwa aturan tersebut tidak mengubah kebutuhan atas surat pertimbangan teknis (pertek) untuk impor bahan baku industri tekstil, menegaskan bahwa tidak ada perubahan berarti yang dapat mengganggu industri tekstil dari peraturan yang baru.

Bukalapak resmi menghentikan layanan e-commerce untuk produk fisik alias barang pada 9 Februari. Bagaimana peta persaingan antara Shopee, TikTok Shop Tokopedia, Lazada, dan Blibli?
Ekonom Center of Economic and Law Studies atau CELIOS Nailul Huda membagi platform e-commerce dalam tiga lapisan, yakni:
- Platform yang mendominasi pasar: Shopee dan TikTok Shop Tokopedia.
Merger Tokopedia dan TikTok Shop memperketat persaingan. Keduanya berfokus pada inovasi seperti live shopping dan menggunakan strategi ‘bakar uang’.
- Middle platform: Sebelum merger dengan Tokopedia, TikTok Shop berada di level ini bersama Lazada, Blibli, dan Bukalapak. Setelah Bukalapak tutup, hanya Lazada dan Blibli yang tersisa di lapisan ini.
- Platform kecil dan lokal: melayani segmen pasar tertentu.
Dengan pengelompokan tersebut, menurut dia ada potensi merger atau akuisisi di sektor e-commerce.
"Saya melihat ada peluang e-commerce layer pertama mengakuisisi platform di layer kedua dan ketiga. E-commerce di satu layer tidak akan merger," kata Nailul di Jakarta Selatan, Selasa (19/2).
Ia mencontohkan Shopee yang mungkin mempertimbangkan untuk mengakuisisi Sociolla karena ekosistem offline yang kuat. Bisa juga Shopee berkonsolidasi dengan penyedia layanan streaming, seperti yang terjadi pada kemitraan TikTok dan Tokopedia.
Namun merger antara-e-commerce besar masih terkendala strategis bisnis dan regulasi persaingan usaha. Sementara itu, akuisisi masih menjadi tren sebagai langkah efisiensi dan penguatan ekosistem bisnis.
Contoh lainnya yakni Blibli yang aktif mengakuisisi platform digital karena didukung oleh induk usahanya Djarum.
Sementara itu, perusahaan venture builder yang berbasis di Singapura Momentum Works merilis laporan bertajuk ‘Ecommerce in Southeast Asia 2024’ pada Juli tahun lalu, yang membuat proyeksi nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) e-commerce di Asia Tenggara pada 2024. Rinciannya sebagai berikut:
- Shopee: US$ 55,1 miliar atau Rp 897 triliun
- Lazada: US$ 18,8 miliar atau Rp 308,7 triliun
- TikTok Shop: US$ 16,3 miliar atau Rp 266,5 triliun
- Tokopedia: US$ 16,3 miliar atau Rp 266,5 triliun
- Bukalapak: US$ 5,7 miliar atau Rp 92,8 triliun
- Blibli: US$ 1,9 miliar atau Rp 31 triliun
- Amazon: US$ 400 juta atau Rp 6,5 triliun
- Tiki: US$ 200 juta atau Rp 3,3 triliun
- Temu: US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun
Shopee memimpin di semua pasar di Asia Tenggara dari segi transaksi. Rinciannya sebagai berikut:
- Thailand US$ 19,3 miliar:
- Shopee: 49%
- Lazada: 30%
- TikTok Shop: 21%
- Vietnam US$ 13,8 miliar:
- Shopee: 61%
- TikTok Shop: 24%
- Lazada: 14%
- Tiki: 1%
- Filipina US$ 13,7 miliar:
- Shopee: 54%
- Lazada: 30%
- TikTok Shop: 16%
- Malaysia US$ 9,6 miliar:
- Shopee: 63%
- Lazada: 19%
- TikTok Shop: 19%
- Singapura US$ 4,4 miliar:
- Shopee: 52%
- Lazada: 34%
- Amazon: 9%
- TikTok Shop: 5%
- Indonesia US$ 53,8 miliar
- Shopee: 40%
- Tokopedia: 30%
- Bukalapak: 11%
- TikTok Shop: 9%
- Lazada: 7%
- Blibli: 4%
Dari data di atas terlihat bahwa nilai transaksi Shopee dan TikTok Shop Tokopedia di Indonesia diperkirakan beda tipis. Hal ini memperketat persaingan di antara kedua platform e-commerce ini.