Rahasia TikTok Menjadi E-commerce Top 2 Indonesia dalam 3 Tahun versi Sirclo
TikTok Shop menempati urutan kedua pangsa pasar e-commerce terbesar di Indonesia, menurut data Sirclo. Apa rahasia platform asal Cina ini menyalip Tokopedia dan Bukalapak hanya dalam tiga tahun?
Platform e-commerce TikTok Shop hadir di Indonesia sejak April 2021. Setahun beroperasi, aplikasi langsung melesat menjadi pemain dengan pangsa pasar terbesar ketiga di Indonesia di bawah Shopee dan Tokopedia.
VP of B2B Commercial Sirclo Arnold Oscal menyampaikan, TikTok Shop berdiskusi dengan perusahaan ketika pertama kali masuk ke Indonesia. “Mereka bertanya banyak hal misalnya, bagaimana dapat sukses dalam menyediakan layanan live commerce,” kata dia dalam diskusi bertajuk ‘Forge the Future with E-commerce Insights’ pada acara E-Commerce Expo di ICE BSD, Tangerang, Rabu (25/9).
Live commerce adalah metode berbelanja melalui platform digital, namun pedagang dan pembeli tetap bisa berinteraksi langsung.
Selain itu, program pemasaran afiliasi atau affiliate marketing cukup populer di TikTok. Perusahaan menggaet banyak orang untuk membuat konten promosi produk dan kreator mendapatkan komisi.
“Kenapa affiliate marketing menjadi sangat menarik? Dulu konsumen melihat apa yang digunakan oleh orang terkenal untuk pertimbangan. Sekarang, rekomendasi teman terdekat bisa menjadi pertimbangan,” kata dia.
Arnold menilai, dengan kedua strategi itu, TikTok mendominasi pangsa pasar generasi Z atau gen Z. Ia juga mencatat Shopee menerapkan cara serupa.
Laporan TMO Group bertajuk ‘Southeast Asia E-Commerce Outlook 2024’, Thailand dan Indonesia masing-masing menyumbang 28% dan 26% dari penjualan TikTok Shop se-Asia Tenggara selama April.
Sebanyak 80% penjualan di TikTok Shop Indonesia melalui fitur siaran langsung alias live streaming. Menurut Seller education Shop Tokopedia Shavira Artham dalam acara program pelatihan #MajuBarengTikTok untuk UMKM di Indonesia, di Jakarta, pada Juli, masyarakat lebih suka melihat produk dan berdiskusi secara langsung dengan penjual.
Transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di Indonesia US$ 53,8 miliar atau Rp 867,2 triliun (kurs Rp 16.156 per US$) tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:
- Shopee 40% atau US$ 21,52 miliar (Rp 348 triliun)
- Tokopedia 30% atau US$ 16,14 miliar (Rp 258,2 triliun)
- Bukalapak 11% atau US$ 5,9 miliar (Rp 94,4 triliun)
- TikTok Shop 9% atau US$ 4,8 miliar (Rp 76,8 triliun)
- Lazada 7% atau US$ 3,8 miliar (Rp 61,46 triliun)
- Blibli 4% atau US$ 2,2 miliar (Rp 35,2 triliun)
TikTok berinvestasi di Tokopedia pada Desember 2023. Data di atas masih memisahkan transaksi TikTok Shop dan Tokopedia di Indonesia.
“TikTok Shop meningkatkan GMV tahunannya hampir empat kali lipat menjadi US$16,3 miliar. Setelah mengambil alih Tokopedia, TikTok Shop menjadi platform ecommerce terbesar ke-2 di Asia Tenggara,” demikian isi keterangan pers Momentum Works, pada Juli (15/7).
Transaksi e-commerce di Asia Tenggara secara keseluruhan US$ 114,6 miliar atau Rp 1.853 triliun. Rinciannya sebagai berikut:
- Shopee: US$ 55,1 miliar
- Lazada: US$ 18,8 miliar
- TikTok Shop: US$ 16,3 miliar
- Tokopedia: US$ 16,3 miliar
- Bukalapak: US$ 5,7 miliar
- Blibli: US$ 1,9 miliar
- Amazon: US$ 400 juta
- Tiki: US$ 200 juta
- Temu: US$ 100 juta
Rincian transaksi e-commerce per negara sebagai berikut:
- Thailand US$ 19,3 miliar
- Vietnam US$ 13,8 miliar
- Filipina US$ 13,7 miliar
- Malaysia US$ 9,6 miliar
- Singapura US$ 4,4 miliar
- Indonesia US$ 53,8 miliar
“Nilai transaksi e-commerce di Asia Tenggara meningkat 15% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 114,6 miliar tahun lalu. Vietnam dan Thailand menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat, yakni 52,9% dan 34,1% yoy,” demikian dikutip.
Indonesia tetap menjadi pasar e-commerce terbesar dengan kontribusi sebesar 46,9% terhadap GMV di kawasan. Tingkat pertumbuhannya 3,7% merupakan yang paling moderat di Asia Tenggara.