Harga Bitcoin, Ethereum, Shiba Inu Berguguran karena Cina dan Twitter
Harga uang kripto (cryptocurrency) seperti bitcoin, ethereum, dogecoin hingga shiba inu anjlok. Analis menilai, ini karena kebijakan pemerintah Cina dan pernyataan bos Twitter.
Berdasarkan data Coindesk, harga bitcoin turun 3,3% per Pukul 10.00 WIB. Lalu ethereum anjlok 4,23%, solana 5,61%, cardano 5,07%, dogecoin 6,38%, shiba inu 5,63%, dan litecoin 6,96%.
CoinMarketCap mencatat, harga Bitcoin turun ke level di bawah US$ 60 ribu untuk pertama kalinya sejak November. Pada perdagangan kemarin (16/11), harganya bahkan anjlok 7%.
Padahal, harga itcoin sempat mencapai rekor US$ 69.000 bulan ini.
Harga ethereum juga turun 9,7% dalam 24 jam pada perdagangan kemarin (16/11). Sejumlah cryptocurrency terdesentralisasi lainnya seperti litecoin, binance hingga polkadot juga mengalami penurunan harga yang besar.
Head of Asia Pasifik di bursa cryptocurrency Luno Vijay Ayyar mengatakan, penurunan harga uang kripto baru-baru ini merupakan kemunduran yang sehat. Sebab, harga telah cukup lama melonjak atau bullish hingga mencapai rekor.
"Jadi, saya pikir ini merupakan kemunduran yang sehat setelah reli tujuh minggu dari US$ 40 ribu ke US$ 69 ribu,” kata Vijay dikutip dari CNBC International, Selasa (16/11).
Trader di Pulsar Trading Capital Martin Cheung juga mengatakan bahwa pergerakan ke bawah baru-baru ini merupakan koreksi yang sehat. Bahkan, koreksi bisa diperpanjang lebih jauh ke harga US$ 55 ribu.
Akan tetapi, penurunan harga kripto itu terjadi seiring dengan kebijakan pemerintah Cina yang secara intensif melarang penambangan cryptocurrency. Pada Selasa (16/11), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengatakan bahwa mereka akan terus membersihkan penambangan kripto di negara tersebut.
"Ini karena aktivitas penambangan cryptocurrency menyebabkan konsumsi energi dan emisi karbon yang besar," kata juru bicara NDRC Meng Wei.
Pada September, pemerintah Cina resmi melarang transaksi mata uang kripto dan penambangan aset digital. Sepuluh lembaga di Cina, termasuk bank sentral, lembaga keuangan, lembaga sekuritas, dan regulator valuta asing sepakat untuk membasmi transaksi kripto.
"Semua kegiatan cryptocurrency ilegal dan akan dihilangkan sesuai dengan hukum," demikian isi keterangan bank sentral Cina, People's Bank of China (PBoC).
Selain itu, harga bitcoin hingga ethereum terpengaruh harga dolar Amerika Serikat (AS) yang naik ke level tertinggi selama 16 bulan terakhir.
"Harga dolar dapat berdampak pada bitcoin karena kripto merupakan aset berisiko, seperti saham dan komoditas. Ini cenderung turun ketika dolar naik," kata trader di GlobalBlock Marcus Sotiriou dikutip dari Business Insider.
Kemudian, turunnya harga cryptocurrency besar juga terpengaruh kebijakan pemerintah AS yang mewajibkan pelaporan pajak uang kripto. Kewajiban ini diperkirakan masuk dalam tagihan infrastruktur tentang perdagangan yang bertransaksi dengan jumlah lebih dari US$ 10 ribu.
Selain itu, penurunan harga kripto terjadi seiring dengan pernyataan kepala keuangan Twitter Ned Segal baru-baru ini. Dalam wawancara dengan Wall Street Journal pada Selasa (16/11), Segal mengatakan bahwa menginvestasikan uang ke dalam aset kripto tidak masuk akal untuk saat ini. Ia juga mengatakan bahwa volatilitas merupakan masalah pada aset kripto.