Suntik Bareksa, Ekosistem Grab di Bisnis Finansial RI Makin Jumbo
Grab mengumumkan investasinya di startup marketplace reksa dana Bareksa. Ekosistem decacorn asal Singapura itu di bidang finansial pun semakin jumbo, dengan adanya konglomerat Elang Mahkota Teknologi (Emtek), OVO, LinkAja, dan Bareksa.
Perusahaan penyedia layanan on-demand itu masuk dalam putaran pendanaan seri C Bareksa. Namun nilai investasinya tidak disebutkan.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan, investasi perusahaan ke Bareksa untuk memperkuat bisnis jasa keuangan di Nusantara. “Dengan ini kami mempertegas komitmen Grab di Indonesia dalam mendorong perkembangan startup,” kata dia dalam konferensi pers bertajuk ThREEforGood, Kamis (25/11).
Melalui putaran pendanaan tersebut, Bareksa akan masuk ke ekosistem Grab dan OVO. Marketplace reksa dana ini bisa menawarkan investasi kepada pengguna, mitra pengemudi, dan mitra penjual (merchant) Grab.
"Ini yang membuat kerja sama kami berada di posisi yang sangat sangat strategis,” kata Neneng.
Grab sebelumnya berinvestasi di OVO. Kepemilikan saham Grab di OVO dikabarkan 79,5% setelah Emtek masuk lewat Abhimata Anugrah Abadi ke fintech bernuansa ungu tersebut.
Grab Holdings Inc. dan Emtek pun saling silang investasi. Emtek membeli 3,2% saham PT Grab Teknologi Indonesia dengan nilai transaksi Rp 3,08 triliun. Sebelumnya Emtek memiliki 2,68% saham Grab.
Sedangkan Grab Holdings berinvestasi di Emtek dengan memiliki 4,6% saham melalui H Holdings Inc. Investasi dilakukan dengan mengambil bagian atas saham baru yang diterbitkan Emtek pada 31 Maret.
Di bidang fintech pembayaran, Grab juga menyuntik modal LinkAja. Decacorn asal Singapura ini memimpin pendanaan seri B kepada Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dengan total komitmen investasi sekitar US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun).
Kali ini, Grab masuk ke sektor investasi dengan menyuntik modal Bareksa. OVO yang menjadi bagian dari Grab, juga berinvestasi ke Bareksa dalam putaran pendanaan seri B pada akhir 2019.
“Kami menargetkan tiga hal yakni dampak sosial, memperdalam inklusi keuangan di Indonesia, dan menggaet lebih banyak konsumen,” ujar CEO OVO Jaygan Fu Ponnudurai.
Fintech bernuansa ungu itu pun terus memperkuat layanan terkait investasi. OVO mengintegrasikan platform dengan Bareksa dan meluncurkan fitur Invest pada awal tahun.
Saat itu, CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengklaim bahwa integrasi e-money dan e-investment ini merupakan terobosan yang pertama kali terjadi di Indonesia, sebagaimana Alipay dan Yu’e Bao di Cina.
Dengan masuknya perusahaan di ekosistem Grab, Karaniya menyampaikan bahwa Bareksa akan berinovasi dalam menyediakan layanan investasi yang seamless dan terintegrasi.
Bareksa juga akan terus menambah layanan. “Sebentar lagi kami bakal meluncurkan investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian. Saham juga salah satu yang masuk dalam pipeline,” kata Karaniya saat konferensi pers, Kamis (25/11).
Sedangkan secara grup, Grab memiliki Grab Financial. Unit bisnis ini berfokus mengembangkan tiga layanan yakni pembayaran, perlindungan, dan pinjaman.
Grab Financial bahkan gencar mencari pendanaan tahun lalu. Pesaing Gojek itu dikabarkan dalam pembicaraan dengan investor untuk mendapatkan investasi US$ 300 juta hingga US$ 500 juta (Rp 4,4 triliun-Rp 7,4 triliun) guna memperkuat bisnis Grab Financial, pada akhir tahun lalu.
Sumber Reuters yang menolak diidentifikasi sebagai calon investor yang belum dipublikasikan, mengungkapkan bahwa Prudential Plc dan AIA Group Ltd terlibat dalam pendanaan tersebut. “Perusahaan asuransi kemungkinan akan berkontribusi setengah dari target,” demikian kata sumber, dikutip dari Reuters, pada September 2020 (8/9/2020).