Harga Bitcoin Cs Anjlok, Ekonom Peraih Nobel Ungkit Krisis Akhir 2000
Harga beberapa uang kripto (cryptocurrency), termasuk bitcoin, anjlok baru-baru ini. Ekonom peraih nobel Paul Krugman mewanti-wanti potensi dampak yang mirip seperti krisis periode 2000-an, yakni subprime mortgage.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga bitcoin turun 2,75% dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 37.161. Begitu juga ethereum melorot 3,7% menjadi US$ 2.521.
Dogecoin juga turun 3,95% menjadi US$ 0,1374. Solana susut 6,61% menjadi US$ 90.
"Sebagian besar kripto termasuk bitcoin dibuka dengan penurunan hari ini,” demikian dikutip dari Gadgets 360, hari ini (31/1).
Harga bitcoin bahkan anjlok 50% dibandingkan level tertinggi tahun lalu. Harga ethereum turun lebih dari 12% dan solana 14%.
Melihat kondisi tersebut, ekonom peraih nobel Paul Krugman mengatakan bahwa kripto memiliki dampak mengganggu yang sama seperti krisis subprime mortgage. "Ada gema yang mengganggu di pasar cryptocurrency," kata dia dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (28/1).
Krisis subprime mortgage terjadi pada akhir 2000. Krisis ini terjadi saat marak kredit perumahan dari bank kepada debitor. Kredit diberikan ketika bunga rendah dan harga rumah naik.
Saat itu, bank memiliki riwayat kredit buruk atau bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini membuat kredit perumahan dari bank dikategorikan berisiko tinggi.
Ketika pasar melemah, pemilik rumah mendapatkan ekuitas negatif. Alhasil, kreditor tidak mampu membayar kembali pinjaman.
Krugman menilai investor kripto saat ini menjual produk keuangan spekulatif tanpa benar-benar memahami risikonya. “Banyak investor tidak mengerti apa yang mereka hadapi. Cryptocurrency, dengan fluktuasi harga yang sangat besar tampaknya tidak terkait dengan fundamental, sama berisikonya dengan kelas aset lain," katanya.
Sejumlah pihak juga khawatir, penurunan harga kripto baru-baru ini akan seperti kejadian pada akhir 2017 hingga awal 2018. Saat itu, harga bitcoin anjlok lebih dari 80% setelah mencapai rekor harga tertingginya.
Pada Desember 2017, harga bitcoin menyentuh rekor US$ 19.829 per koin. Awal 2018 harganya terus merosot hingga di bawah US$ 4.000.
Mantan kepala kripto di Meta, David Marcus, menyebut bahwa musim dingin cryptocurrency telah tiba. Harga kripto anjlok berkepanjangan, seperti yang terjadi pada periode 2017 dan 2018.
"Ini saatnya untuk berfokus pada pemecahan masalah nyata dibandingkan memompa token," katanya, Selasa (25/1).
Head of foreign exchange research di UBS James Malcolm mengatakan, periode saat ini akan menjadi cukup sulit dan berpotensi berkepanjangan.
"Jadi analogi musim dingin kripto cukup bagus. Ingat, musim dingin kripto pada 2018 tidak hanya selama beberapa bulan, pada dasarnya diperpanjang selama satu tahun penuh," katanya dikutip dari Al-Jazeera, pekan lalu (25/1).
Namun, pihak lainnya tetap optimistis dengan kripto. Pendiri platform pinjaman berbasis blockchain Nexo, Antoni Trenchev mengatakan, bitcoin akan mengalami peningkatan harga hingga US$ 100 ribu per koin tahun ini.
Sebab, investor institusi gencar membangun perbendaharaan bitcoin. MicroStrategy dan Square merupakan contoh perusahaan yang diketahui membeli bitcoin dalam jumlah besar.
"Jadi, saya pikir bitcoin akan mencapai US$ 100 ribu per koin tahun ini,” kata Trenchev dikutip dari Business Insider, awal tahun ini (3/1).
Direktur makro global di Fidelity Investments Jurrien Timmer juga mencatat, bitcoin menunjukkan tren peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Menurutnya, investor memperkirakan kenaikan harga bitcoin berkelanjutan dalam nilai jangka panjang yang didorong oleh pergerakan pasar organik.