Iklan Kampanye di Facebook, Trump Sebut TikTok Mata-mata
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa aplikasi TikTok memata-matai pengguna. Hal ini ia sampaikan dalam iklan kampanye untuk pemilihan presiden (Pilpres) di Facebook.
Salah satu iklan berbunyi, “TikTok memata-matai Anda,” demikian dikutip dari Reuters, Selasa (21/7). Lalu, yang lainnya bertuliskan, “TikTok tertangkap basah memantau apa yang ada di papan klip (clipboard) ponsel Anda.”
Iklan itu bertaut dengan laman survei yang menanyakan perlu tidaknya TikTok dilarang di AS. Mereka juga menanyakan nama responden dan detail kontak.
Tuduhan bahwa aplikasi video pendek asal Tiongkok itu memata-matai pengguna merujuk pada temuan Apple. Produsen ponsel pintar (smartphone) itu menemukan 50 aplikasi yang mengintip papan klip pengguna, ketika meluncurkan sistem operasi (operating system/OS) iOS 14 pada akhir Juni lalu.
Salah satu aplikasi yang ketahuan mengintip yakni TikTok. Namun, pengembang TikTok, Bytedance berdalih bahwa itu dilakukan untuk mencegah spam.
Pada awal Juli lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan untuk memblokir aplikasi media sosial asal Tiongkok, termasuk TikTok. India lebih dulu menerapkan kebijakan ini.
Namun, Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menilai, TikTok lebih baik keluar dari Negeri Panda. Langkah TikTok untuk meninggalkan Beijing ByteDance Technology Co, akan menjadi opsi yang lebih baik ketimbang diblokir.
"Kami belum membuat keputusan akhir,” kata dia dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu (17/7). “Saya pikir TikTok akan menarik diri dari perusahaan induk yang dikelola Tiongkok dan beroperasi sebagai perusahaan AS yang independen.”
Juru bicara TikTok enggan berkomentar perihal kemungkinan keluar dari Tiongkok dan beroperasi di AS. Namun, perusahaan memang tengah mengkaji perubahan struktur bisnis.
Para eksekutif TikTok bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan beberapa hal, termasuk membentuk dewan manajemen baru. Selain itu, disebut-sebut bakal mendirikan kantor pusat di luar Negeri Tirai Bambu.
Tech In Asia melaporkan, ada lima lokasi yang kabarnya dipertimbangkan TikTok. Kelimanya yakni New York, London, Dublin, Singapura, dan Los Angeles.