Go-Jek Kembali Dikabarkan Bakal Caplok Saham Blue Bird
Perusahaan layanan on demand asal Indonesia, Go-Jek, dikabarkan tengah dalam proses untuk mengakuisisi 5% saham PT Blue Bird Tbk. Dilansir dari Bloomberg, Senin (16/12), Go-Jek disebut akan membayar sekitar Rp 420 miliar untuk saham perusahaan berkode emiten BIRD tersebut.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Vice President Corporate Communications Go-Jek Kristy Nelwan menolak untuk berkomentar. Sama halnya dengan Blue Bird yang hingga berita ini diturunkan belum menjawab konfirmasi Katadata.co.id.
"Perusahaan tidak dapat mengomentari spekulasi pasar. Kami memiliki kemitraan bisnis dengan Blue Bird yang memungkinkan pelanggan mendapatkan akses ke layanan taksi melalui aplikasi kami," ujar Kristy kepada Katadata.co.id, Senin (16/12).
(Baca: Blue Bird Sebut Belum Ada Diskusi soal Akuisisi dengan Go-Jek)
Sebagai informasi, potensi nilai transaksi sebesar Rp 420 miliar, mencapai lebih dari 20% di atas harga penutupan saham Blue Bird hari ini di level Rp 2.750 per saham. Dengan tawaran tersebut, Go-Jek akan menghargai perusahaan taksi tersebut sekitar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,4 triliun.
Akuisisi saham Blue Bird oleh Go-Jek merupakan kelanjutan dari kemitraan kedua perusahaan dalam bisnis transportasi. Seperti diketahui pengguna aplikasi Go-Jek dapat memesan taksi Blue Bird melalui platform tersebut. Kerjasama strategis ini merupakan upaya Go-Jek untuk bersaing dengan Grab.
Ini bukan kali pertama Go-Jek dikabarkan bakal mengakuisisi saham Blue Bird. Pada Juli 2019 juga beredar kabar Go-Jek ingin mengakuisisi 20% saham Blue Bird. Namun Blue Bird menampik kabar tersebut melalui keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 5 Juli 2019.
(Baca: Gojek dan Mandiri Capital Tanggapi Kabar Startup Moka Akan Diakuisisi)
"Dapat kami sampaikan, bahwa tidak ada diskusi mengenai pembelian 20% saham BIRD oleh Go-Jek," tulis manajemen Blue Bird dalam keterbukaan informasi tersebut.
Meski begitu Direktur Marketing Blue Bird Amelia Nasution menyatakan bahwa perusahaan selalu terbuka terhadap kemungkinan akuisisi dari pihak-pihak yang berminat terhadap sahamya. "Tentunya pembelian saham tersebut akan diselaraskan dengan langkah strategis dari kegiatan bisnis yang dilaksanakan," katanya.
Waktu itu Go-Jek dikabarkan bakal mengambil 20% saham Blue Bird melalui right issue alias Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Bahkan, Go-Jek disebut-sebut sudah menunjuk penasihat investasi untuk mengatur akuisisi ini yaitu Morgan Stanley.
(Baca: Blue Bird Target Operasikan 2 Ribu Taksi Listrik pada 2022)