Yusuf Mansur Sebut BRI Tertarik Berinvestasi di Paytren
Pendiri financial technology (fintech) pembayaran PT Veritra Sentosa Internasional atau Paytren, Yusuf Mansur, menyatakan beberapa mitra bisnisnya tertarik berinvestasi di perusahaannya. Salah satu tawaran datang dari PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.
Hingga kini, Yusuf belum memutuskan tawaran investasi dari BRI yang dikabarkan sekitar 25% saham Paytren. "Ketok palunya (soal investasi) belum (diputuskan)," kata Yusuf saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (6/9).
Yusuf menyatakan tawaran investasi tidak hanya dari BRI. Tawaran investor itu muncul saat dirinya menjajaki kemitraan bisnis strategis dengan perusahaan lain. Kemitraan dibutuhkan untuk memperkuat sistem, teknologi, sumber daya manusia (SDM), dan memperluas pasar bisnis perusahaan.
"Jadi bukan kami yang mencari (investor)," kata Yusuf.
(Baca: Paytren Targetkan Pendapatan Berbasis Komisi Rp 5,1 Triliun pada 2019)
Yusuf melanjutkan, antara mitra strategis bisnis dan investor strategis merupakan dua hal yang berbeda. Namun, ia mengatakan perusahaannya terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan datangnya investor strategis yang akan membeli saham Paytren.
Yusuf mengatakan, di samping BRI ada beberapa perusahaan lain yang telah berminat dengan perusahaannya. Hanya, ia enggan merinci perusahaan-perusahaan tersebut. "Saya belum bisa bicara, boleh atau tidak berbicara soal ini. Sedangkan, BRI itu sudah pada tahu jadi ya sudah itu saja (yang) disebut," ujarnya.
Ia melanjutkan, apabila BRI memang benar akan melakukan investasi di perusahaan maka ia merasa cocok. Pertama, karena bank tersebut berasal dari Indonesia. Kedua, bank itu juga fokus pada nasabah mikro.
"DNA-nya sesuai. Insya Allah, kami sangat senang dan sangat terbuka (dengan investasi itu)," ujarnya.
(Baca: PayTren Berinvestasi Rp 27,3 Miliar di Tempo.co )
Paytren dan PT Bank BRI Syariah Tbk. berkolaborasi mengembangkan layanan pembayaran digital sejak April lalu. Kerja sama layanan digital dua perusahaan tersebut antara lain adalah isi saldo uang elektronik Paytren, on boarding rekening, transfer remitansi, payment point online bank atau PPOB, serta fasilitas talangan haji dan umrah di BRI Syariah.
Paytren menargetkan pendapatan berbasis komisi (fee based income) mencapai Rp 5,1 triliun pada 2019. Target itu di luar transaksi sedekah, sebab Paytren tak memungut komisi.
"Kami target Rp 5,1 triliun untuk omzet (pendapatan) dari setiap transaksi. Itu di luar sedekah," kata CEO Paytren Hari Prabowo kepada Katadata saat Silaturahmi di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (2/1).
(Baca: Yusuf Mansur Targetkan Paytren Asset Management Kelola Dana Rp 3 T)