Kantongi Investasi 3 Unicorn, PasarPolis Incar 1 Juta Pemegang Polis
Perusahaan penyedia jasa teknologi asuransi (InsurTech) PT PasarPolis Indonesia mengumumkan kerja sama strategis dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek), PT Trinusa Travelindo (Traveloka), dan PT Tokopedia. Ketiga unicorn ini juga berinvestasi di PasarPolis.
Hanya, Founder dan CEO PasarPolis Cleosent Randing belum mau menyampaikan nilai investasinya. "Melalui kemitraan ini kami bisa jangkau lebih dari 100 juta hit setiap bulan. Dengan skala yang besar, kami bisa punya economy of skill untuk memberi premi asuransi yang murah," ujarnya saat konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (10/8).
Saat ini, pemegang polis PasarPolis mencapai 700 ribu orang, termasuk 300 ribu pengemudi Go-Jek. "Melalui kerja sama ini, kami optimistis pemegang polis naik dari 700 ribu menjadi lebih dari 1 juta di 2018," ujar Chief Operating Officer (COO) PasarPolis Christopher Kustono.
(Baca juga: Digitalisasi Bisnis Asuransi untuk Rangkul Millenial)
PasarPolis menawarkan produk mulai Rp 7 ribu per bulan per pemegang polis. Hingga saat ini, PasarPolis menghadirkan 100 jenis solusi asuransi sesuai kebutuhan (tailor-made) mitra. Misalnya, dengan Traveloka dan PT Citilink Indonesia, tersedia asuransi keterlambatan keberangkatan hingga perubahan jadwal. Lalu dengan Tokopedia dan e-commerce lainnya, tersedia asuransi perlindungan barang.
Menurut dia, produk tailor-made lebih efektif ketimbang asuransi umum seperti perlindungan jiwa dan kesehatan. Sebab, proses di bisnis asuransi dikenal rumit oleh masyarakat. Nah, PasarPolis ingin menjual produk yang dibutuhkan konsumen dengan mudah. Apalagi, untuk menawarkan asuransi jiwa ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh PasarPolis.
Adapun, produk yang paling banyak dibeli adalah asuransi perjalanan. "Kami lihat produk normal tidak cocok didigitalisasi. Jadi kami membuat produk baru. Produk digital itu zero moment of truth, waktu lihat (produk) mau beli atau tidak?" kata dia. Untuk itu, ia membuat produk yang prosesnya sederhana.
(Baca juga: Regulasi Dituding Jadi Penghambat Digitalisasi Industri Asuransi)
PasarPolis juga menyediakan layanan instant claim. Misalnya, pembeli tiket Citilink ingin mengubah jadwal keberangkatannya, maka klaim otomatis terkirim. Selain itu, tersedia layanan digital klaim sehingga pemegang polis hanya perlu mengirimkan gambar dokumen-dokumen yang diperlukan. Nantinya, petugas akan melakukan kajian.
Saat ini, model bisnis PasarPolis memang business to business to customer (BtoBtoC) atau bermitra dengan perusahaan untuk menyediakan asuransi bagi karyawan atau konsumen mereka. Tahun ini, PasarPolis berencana masuk business to customer (BtoC) atau langsung ke konsumen. "Banyak pertimbangan, salah satunya edukasi ke masyarakat mengenai asuransi," kata dia.
Adapun PasarPolis didirikan pada 2015, sebagai perusahaan aggregator yang memberi pilihan dan perbandingan produk asuransi. Lalu, PasarPolis beralih menjadi InsurTech pada 2016. Saat ini, ada enam kategori asuransi yang ditawarkan yakni perjalanan, kecelakaan, properti, kesehatan, kehidupan, dan kendaraan bermotor. PasarPolis pun menggandeng 30 mitra asuransi.
Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, kerja sama ini membantu mitra mengakses layanan asuransi dengan premi terjangkau. "Hal ini sangat bermanfaat bagi mitra kami, khususnya melindungi dari risiko saat bekerja," kata dia.
Co-Founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi menambahkan, penggunaan teknologi dalam memilih asuransi selaras dengan visi perusahaannya. Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, asuransi ini melindungi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan konsumen yang bertransaksi di platform-nya.