Induk Usaha SCTV Incar Saham Kapanlagi.com dan Merdeka.com

Image title
Oleh Tim Redaksi
19 September 2017, 17:34
Televisi
Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi studio di stasiun televisi

Kondisi keuangan Emtek

Dalam laporan keuangan Emtek, posisi Kas dan Setara Kas melonjak 82% menjadi Rp 5,3 triliun pada akhir Juni lalu, dibandingkan Rp 2,91 triliun per akhir Desember 2016. Biasanya kecenderungan perusahaan yang sedang ancang-ancang melakukan akuisisi adalah memiliki posisi kas yang melonjak.

Arus kas Emtek dari waktu ke waktu menunjukkan kondisi yang sehat dan stabil. Pada enam bulan pertama tahun ini, Emtek membukukan Kas Neto yang Diperolah dari Aktivitas Operasi sebesar Rp 464,3 miliar, meningkat dibandingkan Rp 447 miliar pada periode sama tahun lalu. 

Pada Juni 2016, Emtek membayar US$ 207 juta demi mendapatkan lisensi BBM dan berkomitmen mengembangkan konten, serta membuat penyempurnaan layanan.

Namun, pengecekan oleh Katadata terhadap aplikasi BBM pada Selasa (19/9) masih menunjukkan sedikitnya aplikasi yang ditawarkan BBM. Selain waktu loading yang cenderung lama, penggunaan aplikasi BBM dirasa masih jauh dari tingkat penilaian 'user-friendly' dan intuitif.

Bisnis televisi nasional

Bisnis televisi nasional 'free-to-air' seperti yang dijalankan Emtek dianggap sangat menguntungkan, karena sebagian besar pengeluaran iklan masih tertuju pada televisi. 

Selain itu bisnis surat kabar di Indonesia cenderung terpecah atau terbagi pada segmen pasar daerah masing-masing. Kondisi ini menyulitkan bagi PT Unilever Indonesia Tbk, misalnya, untuk memasang iklan sabun Lux dan deterjen Rinso di satu surat kabar dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara keseluruhan. 

Lemahnya bisnis surat kabar terbukti dari harian terbesar di Indonesia, Kompas, yang hanya memiliki oplah tertinggi sepanjang sejarahnya di bawah 600 ribu eksemplar di tengah total 250 juta penduduk. Sementara satu media televisi 'free-to-air' nasional dapat menjangkau jutaan orang hingga ke pelosok daerah.

Pada periode Januari-Juli 2017, berdasarkan data Nielsen, pengeluaran iklan di Indonesia masih didominasi oleh 15 televisi nasional, yang menerima total Rp 65,1 triliun, disusul oleh 99 surat kabar sebesar total Rp 15,6 triliun. Adapun, 104 stasiun radio Rp 812 miliar, dan tabloid serta majalah Rp 657 miliar.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...