Asosiasi Target 30 Ribu Pengemudi Ojek Online Daftar Kartu Prakerja
Pendapat pengemudi ojek online seperti mitra Gojek dan Grab anjlok akibat pandemi corona. Karena itu, Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) menargetkan 30 ribu pengemudi lolos pendaftaran program kartu prakerja gelombang pertama hingga ketiga.
"Sudah mulai banyak pengemudi ojek online yang ikut kartu prakerja," kata Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, Kamis (14/5). Sebagian juga sudah mendapatkan insentif Rp 600 ribu yang ditransfer melalui mitra teknologi finansial (fintech) pembayaran dan bank.
Dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengemudi ojek online dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari selama pandemi virus corona. “Walaupun tidak cukup,” ujar Igun.
(Baca: Seleksi Kartu Prakerja Diutamakan untuk Pekerja Terdaftar di Kemenaker)
Sejauh ini, mayoritas pengemudi ojek online mendaftar untuk mengikuti pelatihan dengan judul 'Menghasilkan Uang Sebagai Pekerja Lepas' dari Skill Academy Ruangguru. Harapannya, uang dan pelatihan yang diperoleh dapat membantu pengemudi untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.
"Manfaat dari pelatihan dapat diterapkan untuk mendapat penghasilan alternatif lain dari usaha, yang telah dipelajari," ujar dia.
Igun mencatat, permintaan layanan antar penumpang atau ojek online anjlok 80% sejak ada pandemi virus corona. Setelah pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), order semakin menurun.
Alhasil, sekitar 20% pengemudi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) memilih pulang kampung. (Baca: Orderan Sepi, 20% Pengemudi Ojek Online Pilih Pulang Kampung)
Kendati begitu, Igun berharap mereka mendaftar program kartu prakerja. Selain itu, pengemudi ojek online mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT), voucher makan, sampai diskon pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bantuan-bantuan tersebut diharapkan bisa meringankan beban pengemudi ojek online di tengah pandemi corona. "Aplikator tidak pernah memberikan Tunjangan Hari Raya (THR). Bingkisan hari raya biasanya ada, namun tidak semua driver mendapatkannya," ujar dia.
Garda pun sempat meminta aplikator seperti Gojek dan Grab untuk meringankan biaya bagi hasil dari saat ini 20% menjadi 10% dari nilai transaksi. Bahkan, Igun berharap pengemudi ojek online tak dipungut bagi hasil.
Namun, diskusi terkait usulan tersebut belum membuahkan hasil. (Baca: Dapat 8 Bantuan Akibat Corona, Asosiasi Ojol: Belum Menutupi Kerugian)