Facebook hingga Twitter Diminta Lapor soal Hoaks Corona ke Uni Eropa

Cindy Mutia Annur
11 Juni 2020, 14:07
Facebook hingga Twitter Diminta Lapor soal Hoaks Corona ke Uni Eropa
Kominfo
Ilustrasi, konten virus corona yang distempel hoaks oleh Kominfo beredar pada Mei 2019.

Anggota parlemen senior Inggris Yvette Cooper pun mengecam Google, karena video yang memuat informasi salah seperti itu beredar di YouTube. Bahkan, algoritma YouTube merekomendasikan video anti-vaksinasi.

Menanggapi hal itu, Presiden EMEA Business & Operations Google Matt Brittin mengakui bahwa masyarakat butuh informasi akurat terkait corona. Perusahaan pun berkomitmen untuk bekerja sama dengan otoritas Eropa dan negara lain.

"Kami berkomitmen terhadap Kode Praktik dan bekerja bersama untuk menemukan cara-cara baru dan kreatif untuk melanjutkan perjuangan melawan disinformasi," ujar Brittin.

(Baca: Google Hapus Konten Prank Sembako Sampah YouTuber Ferdian Paleka)

Juru bicara Facebook juga setuju untuk mengurangi informasi salah tentang Covid-19. Begitu juga dengan Wakil Presiden Kebijakan Publik Twitter Sinead McSweeney. Twitter mengaku sudah mengembangkan pemrograman antarmuka yang terbuka bagi para peneliti untuk lebih memahami bagaimana informasi menyebar di platform.

Sedangkan Kepala Eksekutif TikTok Kevin Mayer dikabarkan sudah melapor ke salah satu pejabat tinggi Uni Eropa, tentang cara memerangi disinformasi. "TikTok memiliki peran untuk bermain melawan informasi, terutama dalam pertarungan," ujar Komisaris Uni Eropa Thierry Breton, dikutip dari CNBC International.

 

(Baca: Pengguna yang Suka Unggahan Hoaks Bakal ‘Dipajang’ di Facebook)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...