Startup Pengolah Limbah RI Waste4Change Disuntik Modal 3 Investor

Fahmi Ahmad Burhan
10 Maret 2020, 17:10
Startup Pengolah Limbah Indonesia, Waste4Change Disuntik Modal 3 Investor
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Ilustrasi, sejumlah warga dibantu Babinsa membersihkan sampah di bantaran Sungai Ciberang di Kampung Sentral, Lebak, Banten, Jumat (21/2/2020).

Startup pengolah limbah Indonesia, Waste4Change mendapatkan pendanaan dari tiga investor yakni Agaeti, East Ventures, SMDV. Pembicaraan terkait investasi ini kabarnya dilakukan sejak Februari lalu.

Dikutip dari DealStreetAsia, besaran investasinya disebut-sebut mencapai US$ 3 juta atau sekitar Rp 42,7 miliar. Dana segar itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan limbah menjadi 2.000 ton per hari pada 2024.

Waste4Change juga akan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam menangani limbah. (Baca: East Ventures Lirik Peluang Investasi pada Proyek Ramah Lingkungan)

“Kami percaya bahwa dukungan kolaborasi seperti swasta, investor, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci utama mengimplementasikan circular economy dan zero-waste Indonesia,” kata Managing Director Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano dikutip dari DealstreetAsia, kemarin (9/3).

Dikutip dari TechInAsia, startup itu juga berencana mengembangkan platform kota pintar (smart city), khususnya perihal pengolahan limbah. Waste4Change bakal bekerja sama dengan pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia. 

Platform yang dikembangkan nantinya mencakup pemantauan limbah, solusi pembiayaan untuk proyek-proyek pengelolaan dari hulu ke hilir, sosialisasi dan pemberian edukasi terkait pengelolaannya.

(Baca: Startup Pengolah Sampah Magalarva Raih Pendanaan Rp 7 Miliar )

Menurut Waste4Change, pengelolaan limbah di kota-kota belum optimal. Berdasarkan studi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2015, 69% limbah Indonesia dibuang ke tempat pembuangan sampah. Lalu 23,5% lainnya dibakar, dikubur, atau dikotori secara ilegal. Hanya 7,5% saja yang didaur ulang.

Waste4Change didirikan pada 2014. Awalnya startup ini mengolah limbah di satu gedung kantor saja. Hingga kini, layanan diperluas dan sudah melayani hampir 40 area komersial dan 2.000 rumah.

General Partner Agaeti Ventures Agaeti Ventures Michael Soerijadji mengaku tertarik berinvestasi di startup pengolah limbah karena potensinya besar dalam memecahkan masalah di Indonesia. “Kami selalu berusaha melihat perkembangan startup yang berpotensi memberikan solusi untuk masalah di Indonesia, salah satunya terkait dengan pengelolaan limbah,” kata dia dikutip dari DealStreetAsia.

(Baca: Magalarva, Startup Bisnis Pengolah Sampah yang Didanai Investor Jepang)

Disclaimer: East Ventures merupakan salah satu investor Katadata

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan