Strategi Startup OYO, RedDoorz, Bobobox Bertahan di Tengah Pandemi

Cindy Mutia Annur
12 Juni 2020, 08:56
Strategi Startup OYO, RedDoorz, Bobobox Bertahan di Tengah Pandemi
RedDoorz
Ilustrasi RedDoorz

Ia menegaskan, perusahaan bakal mematuhi imbauan pemerintah terkait pencegahan penularan virus corona. Selain itu, OYO meminta mitra untuk tidak membuka fasilitas publik seperti kolam renang, tempat bermain anak, dan lainnya.

Startup asal India itu juga akan menerapkan persyaratan bagi tamu hotel. Di antaranya mengisi formulir pernyataan diri (self declaration) terkait histori perjalanan, interaksi dengan korban positif Covid-19, dan lainnya. "Kami harap konsumen bisa jujur, karena itu akan menjaga keamanan staf mitra," ujar dia. 

Sejauh ini, OYO belum mewajibkan para tamu untuk menunjukkan hasil swab test Covid-19. Apabila Dinas Pariwisata atau pemerintah mewajibkan hal itu, maka perusahaan bakal mengikutinya.

Saat ini, OYO mencatat tingkat okupansi mitra hotel anjlok 60% akibat pandemi. (Baca: Pemprov DKI Imbau OYO & RedDoorz Siapkan Ruang Isolasi Saat New Normal)

Sedangkan RedDoorz bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) meluncurkan program sertifikasi 'HygienePass' bagi para mitra. Ini untuk memberikan standardisasi higienis dan kebersihan hotel.

Pendiri sekaligus CEO RedDoorz Amit Saberwal mengatakan, 1.400 mitra di Indonesia menjalani audit komprehensif untuk mendapatkan program sertifikasi tersebut. "Sertifikasi juga akan terbuka untuk diadopsi oleh setiap bisnis hotel yang ingin memenuhi standar kebersihan dan sanitasi yang baru,” katanya, dikutip dari siaran pers.

Persyaratan untuk mendapatkan sertifikat yakni setiap hotel secara rutin menerapkan beberapa tindakan kebersihan dan higienis yang ketat setiap hari. Ini meliputi pemeriksaan suhu tubuh karyawan dan tamu, menerapkan metodologi pembersihan khusus, dan menyediakan produk anti-bakteri.

Selain itu, menyediakan peralatan untuk disinfeksi kamar dan area publik, serta meningkatkan praktik kebersihan umum. "Proses audit komprehensif akan dilakukan dan dinilai secara independen oleh IAKMI,” katanya.

(Baca: Sambut Normal Baru, OYO dan RedDoorz Siapkan Protokol Kesehatan Ketat)

Yang teranyar, RedDoorz meluncurkan program 'Hope Hotline'. Melalui program ini, perusahaan menyediakan layanan sesi penyuluhan kepada mitra secara online, dengan menggaet konselor dan psikolog.

"Kami berharap sesi penyuluhan dapat memberikan perasaan positif dan optimisme," ujar Amit. Khusus di Indonesia, RedDoorz bermitra dengan startup KALM.

Kendati begitu, startup sejenis yakni Airy Rooms memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan operasionalnya di Indonesia pada 31 Mei lalu. Dikutip dari Tech In Asia, Airy telah mengirimkan surat elektronik kepada para mitra hotel, yang menyatakan Airy akan mengakhiri perjanjian kerja sama.

Dalam e-mail tersebut, Airy menjelaskan bahwa perusahaan telah berupaya mengatasi dampak pandemi Covid-19. Namun, penurunan transaksi yang signifikan dan pengurangan sumber daya manusia, maka Airy menghentikan operasional bisnis secara permanen.

“Karena alasan ini, setelah 31 Mei, kami tidak dapat menyediakan layanan lagi untuk semua mitra kami,” kata Airy melalui e-mail, dilansir dari Tech In Asia, Mei lalu (7/5). (Baca: Per 31 Mei 2020, Airy Rooms Berhenti Beroperasi)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...