Gojek Pakai Teknologi Mesin Pembelajar & AI untuk Deteksi Order Fiktif
Selain untuk menangkal order fiktif, perusahaan menggunakan mesin pembelajar untuk mendeteksi kecurangan menggunakan aplikasi ilegal. Sebelumnya, banyak mitra yang menggunakan perangkat lunak (software) Mod dan pemalsuan lokasi atau fake GPS.
Ada beberapa oknum yang menawarkan mitra Gojek beragam aplikasi dengan mengiming-imingi anti-suspensi dan penghasilan lebih. "Tapi dipungut biaya," kata Kelvin.
Pada Maret lalu, Gojek bekerja sama dengan Polda Metro Jaya menangkap sindikat aplikasi ilegal. Sedangkan mitra yang terdeteksi curang oleh mesin pembelajar diberi sanksi penghentian akun sementara hingga seterusnya.
Ahli Keamanan Digital dari Swiss German University Charles Lim mengatakan bahwa aplikasi ilegal berbahaya bagi pengguna, karena berpotensi mengandung software jahat seperti malware dan ransomware. Perangkat lunak ini menyusup dan mengambil alih gadget, sehingga pelaku dapat mencuri data pengguna termasuk terkait keuangan.
Pelaku juga bisa mencuri data berupa video dan foto pribadi. “Lalu meminta tebusan,” kata Lim.
Ia menyampaikan, sekitar 30% aplikasi di Google Play Store mengandung Malware. Oleh karena itu, menurutnya penting memberikan edukasi kepada mitra pengemudi terkait aplikasi ilegal dan berbahaya.