Startup di Luar Jabodetabek Hadapi Tantangan Pendanaan hingga SDM

Fahmi Ahmad Burhan
19 Januari 2021, 20:24
Startup di Luar Jabodetabek Hadapi Tantangan Pendanaan hingga SDM
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengunjung melihat alat teknologi pesawat tanpa awak (drone) pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019).

Meski begitu, pasar di luar Jabodetabek tetap diincar oleh unicorn, salah satunya Bukalapak. Perusahaan e-commerce ini berfokus menyasar kota-kota di level atau tier dua untuk mengejar profit.

Kota tingkat dua yang diincar seperti Yogyakarta, Manado, Solo, Palembang, dan Pekanbaru. "Fokus kami selalu pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kota-kota tier dua," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dikutip dari Tech In Asia, Oktober tahun lalu (21/10/2020).

Selain karena potensial, penetrasi e-commerce didominasi wilayah metropolitan. Sedangkan di luar kawasan ini masih rendah. "Hanya 5% penetrasi di kota-kota luar tier satu. Padahal, kalau dipikir lagi, yang membutuhkan di luar wilayah itu," kata Presiden Bukalapak Teddy Oetomo saat konferensi pers virtual, September tahun lalu (11/9/2020).

Meski begitu, perusahaan rintisan di beberapa daerah muncul bermunculan. Salah satunya, startup personal shopper, Titipku yang berbasis di Yogyakarta. Perusahaan ini telah menggaet puluhan ribu UMKM dan ratusan ribu pengguna.

Kemudian, startup fintech urun dana atau crowdfunding Santara asal Sleman, Yogyakarta. Perusahaan yang berdiri pada 2012 ini sudah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 5 miliar dan menggaet 1.082 pemodal. 

Ada juga startup jaringan retail kuliner sehat yang berbasis di Surabaya, Greenly. Saat ini, perusahaan mengoperasikan lima gerai di Surabaya. Satu outlet berada di mal dengan konsep kafe, sementara empat lainnya melayani pesan-antar berkonsep cloud kitchen sehingga konsumen tidak bisa makan di tempat. 

Sebelumnya, Chairman Endeavor Indonesia Arif P Rachmat menilai bahwa potensi startup baik di Jabodetabek maupun di luar wilayah ini sama. Oleh karena itu, ia mendorong lebih banyak pengusaha membangun bisnis di daerah.

"Negeri ini butuh lebih banyak high-impact entrepreneur karena mereka dapat membawa Indonesia menjadi negara maju," kata Arif, awal bulan lalu (17/12/2020).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...