Banyak Startup RI Bakal Merger dan Akuisisi untuk Raih Untung di 2022

Fahmi Ahmad Burhan
7 April 2021, 16:54
Startup RI Diramal Masif Merger & Akuisisi untuk Kejar Untung di 2022
123RF.com/Dejan Bozic
Ilustrasi startup

Laporan Cento Ventures bertajuk Southeast Asia Tech Investment 2020 yang dirilis akhir pekan lalu juga menunjukkan hal serupa. Indonesia dan Singapura menjadi negara yang paling banyak melakukan aksi likuidasi startup.

Berdasarkan alokasi dana likuidasi, Singapura menyumbang hampir setengah dari dana keluar se-Asia Tenggara atau mencapai 45%. Sedangkan Indonesia 16%.

Namun, berdasarkan pangsa peristiwa, startup Indonesia yang paling banyak yakni 32% di Asia Tenggara. Singapura 30%.

Langkah likuidasi startup di Asia Tenggara didorong oleh sektor ritel seperti akuisisi Alibaba terhadap Lazada dan beberapa platform e-commerce. Likuidasi sektor ritel mencapai 27% dari total.

Sektor lainnya yakni layanan lokal 19%, hiburan non-game 16%, dan pembayaran 12%.

Di Indonesia, sektor teknologi finansial (fintech), e-commerce, dan kesehatan berpotensi masif melakukan merger dan akuisisi pada tahun ini.

Untuk fintech, riset Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures yang dirilis September 2020 menunjukkan bahwa lanskap strategi ‘exit’ startup sektor ini di Asia Tenggara sebagian besar berupa merger dan akuisisi sejak 2015.

Target utamanya yakni perusahaan di sektor pembayaran dan manajemen investasi. Sedangkan angkanya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Di satu sisi, 80% pangsa pasar fintech pembayaran dikuasai lima pemain besar. Rinciannya dapat dilihat dari hasil riset beberapa perusahaan:

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...