Konglomerat di Asia Tenggara dan BUMN Gencar Berburu Startup
Konglomerat di Asia Tenggara gencar menggandeng modal ventura atau menyuntik langsung startup. Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga semakin masif berinvestasi di perusahaan rintisan.
Perusahaan induk, perusahaan investasi keluarga, dan konglomerat lainnya mulai dari Dhanin Chearavanont Thailand hingga Lance Gokongwei di Filipina berinvestasi jutaan dolar untuk startup. Ada yang langsung menyuntikan modal dan ada pula yang bermitra dengan modal ventura, termasuk di Silicon Valley.
“Dinamika bisnis keluarga di Asia Tenggara menjadi sangat hidup dengan apa yang dibawa oleh teknologi dan investasi teknologi karena keberhasilan startup baru-baru ini,” kata Managing Partner 500 Startups Asia Tenggara Vishal Harnal dikutip dari Bloomberg, Senin (18/10).
500 Startups Asia Tenggara merupakan investor awal Grab dan Carousell. “Ada lebih banyak perusahaan keluarga yang masuk untuk mengejar itu (startup) dan pandemi mempercepat perlombaan ini,” ujar dia.
Cento Ventures melaporkan, modal ventura menggelar 393 kesepakatan atau pendanaan ke startup Asia Tenggara senilai US$ 4,4 miliar pada paruh pertama tahun ini. Jumlahnya menyentuh rekor.
Konglomerat | Negara | Tanggal Investasi Terbaru | Investasi ke Startup |
Charoen Pokphand Group Co. | Thailand | September 2021 |
|
30 Bisnis Keluarga dan Konglomerat | Indonesia | September 2021 | Mendukung penggalangan dana perusahaan modal ventura Intudo Ventures US$ 115 juta |
JG Summit | Filipina | Februari 2021 | Berinvestasi di bank digital Afrika Selatan Tyme lewat putaran pendanaan US$ 110 juta |
Kim Seng Holdings | Singapura | Juni 2021 | Pimpinan Kim Seng Holdings berinvestasi di perusahaan modal ventura Good Startup US$ 25 juta |
Malayan United Industries | Malaysia | Desember 2020 | Mendukung Genesis Alternative Venture US$ 50 juta |
Ayala Corp. | Filipina | Juli 2020 | Meluncurkan venture capital fund US$ 180 juta untuk fintech, kecerdasan buatan (AI), dan kesehatan |
Megaworld | Filipina | Agustus 2020 | Meluncurkan venture capital US$ 5 juta untuk startup kuliner, retail, dan terkait rumah sakit |
Sumber: Bloomberg
Charoen Pokphand Group Co. yang berbasis di Bangkok memimpin putaran investasi seri C Ascend Money pada September. Startup ini didukung oleh Ant Group Co. milik Jack Ma.
Investasi dari konglomerat itu menjadikan Ascend sebagai fintech unicorn pertama di Thailand dengan valuasi US$ 1,5 miliar. Unicorn merupakan sebutan startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.
CP Group juga bermitra dengan Siam Commercial Bank menyiapkan dana ventura teknologi US$ 800 juta. Masing-masing berinvestasi US$ 100 juta.
“CP Group secara aktif merangkul inovasi dan mengeksplorasi teknologi canggih seperti robotika, logistik, cloud, dan teknologi digital lainnya,” kata Chief Technology Officer CP Group Yue Jun Jiang.
“Asia Tenggara akan memasuki era transformasi emas di mana perusahaan meningkatkan teknologi canggih dan model bisnis baru, dan pandemi semakin mempercepat digitalisasi,” tambah Yue.
Di Indonesia, Intudo Ventures mengumpulkan US$ 115 juta untuk menutup dana ketiga. Perusahaan menggalang dana dari lebih 30 bisnis keluarga dan konglomerat.
Investor tahap awal yang berbasis di Sunnyvale, California, Plug and Play Tech Center juga menandatangani lebih dari selusin mitra di Asia Tenggara. Kebanyakan dari mereka adalah grup yang dikendalikan oleh keluarga.
Mereka termasuk konglomerat Filipina Aboitiz Power Corp di Filipina, Charoen Pokphand Group Co. Thailand, dan Astra International Indonesia.
Perusahaan minyak dan gas milik negara Thailand PTT Pcl pun menandatangani perjanjian kemitraan dengan Plug and Play. Salah satu unit juga bekerja sama dengan 500 Startups untuk menyiapkan US$ 25 juta untuk berinvestasi dalam bisnis startup tahap awal di Thailand dan Asia Tenggara.
“Mereka melihat apa yang akan berdampak pada bisnis, seperti pandemi corona. Mereka perlu mengembangkan ide-ide baru,” kata Wakil Presiden Eksekutif Plug and Play Shawn Dehpanah. “Korporasi-korporasi besar ini pilar untuk mempercepat inovasi di startup sekarang.”
Di Indonesia, BUMN juga gencar berinvestasi di startup. Ada empat modal ventura di bawah BUMN di Nusantara yakni MDI Ventures dari Telkom, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Mandiri Cpital Indonesia, dan BRI Ventures. BNI juga berencana mendirikan perusahaan sejenis.
Keempat modal ventura itu menyuntik modal puluhan startup di dalam dan luar negeri. Ada tiga sektor perusahaan rintisan yang paling banyak diincar yakni fintech, logistik, dan Software as a Services (SaaS).