Dibidik Jeff Bezos, Startup YukKulak Fasilitasi Digitalisasi Warung
Perusahaan solusi distribusi PT Firmus Solusindo meluncurkan platform e-commerce business to business (B2B) YukKulak. Aplikasi ini memfasilitasi distributor melayani pasar ritel seperti grosir hingga warung untuk berbelanja secara online.
Presiden Direktur Firmus Solusindo Hadi Buntoro mengatakan, persaingan bisnis distribusi semakin ketat. Saat ini, unicorn hingga tiga besar orang terkaya di dunia, Jeff Bezos mulai merambah ke segmen pasar retail seperti warung di Indonesia.
"Untuk itu, kami meluncurkan YukKulak yang membantu para distributor dalam melakukan transformasi bisnis,” ujar Hadi dalam siaran pers, Senin (1/11).
Dalam melayani distributor menjangkau warung dan segmen ritel lainnya, YukKulak menggunakan Closed Loop System. Ini memungkinkan distributor mengelola pelanggan di dalam jaringan secara mandiri.
Distributor juga bisa menawarkan produk yang dapat disesuaikan dengan karakteristik warung. Selain itu, dapat mengelola program loyalti bagi warung.
Ada juga fitur Multi-Principal yang memudahkan tim penjualan dalam mengelola, memonitor, dan mengevaluasi performa penjualan.
YukKulak juga mempunyai fitur back-end yang terintegrasi dengan aplikasi lain, mulai dari manajemen rantai pasok atau supply chain management hingga perhitungan keuangan alias financial accounting management.
Integrasi dapat dilakukan secara otomatis, machine to machine, semi-otomatis, dan manual.
Hadi mengatakan, melalui kemampuan teknologi itu distributor bisa mendapatkan beragam manfaat. Salah satunya, dapat mengirim order setiap saat dan fleksibel.
Berdasarkan data internal perusahaan, pengguna bisa mendapatkan 15% - 20% order penjualan setelah bergabung di YukKulak.
Pengguna juga bisa mengurangi biaya penjualan hingga 10% dari total. Selain itu, meningkatkan jangkauan operasional, loyalitas pelanggan, proses bisnis internal hingga brand image perusahaan.
Warung di Indonesia memang menjadi incaran unicorn dan decacorn sejak 2019. Saat pandemi corona, segmen ini semakin diminati.
Bukalapak misalnya, menggaet delapan juta mitra agen dan warung per Agustus. Sedangkan volume transaksi per akhir tahun lalu 3,6 juta.
Berdasarkan mini expose Bukalapak yang diperoleh Katadata.co.id pada akhir Juni, unicorn itu mengklaim bahwa pangsa pasar warung digitalnya 39% di Indonesia. Total nilai proses bisnis atau total processing value (TPV) mitra agen dan warung rerata tumbuh 105% per tahun sejak 2018.
Tokopedia juga menyasar warung. Head of New Retail Tokopedia Karina Susilo mengatakan, perusahaan sudah menggaet jutaan warung. Namun ia tidak memerinci angka maupun target.
“Jumlah mitra warung jutaan di 500 kabupaten/kota,” kata Karina dalam virtual media briefing: Hari UMKM, Tokopedia Fokus Digitalisasi Warung, pada Agustus (12/8). “Dibandingkan dua tahun belakangan, jangkauan meningkat lebih dari dua kali lipat.”
Pendiri Amazon, Jeff Bezos pun berinvestasi di startup digitalisasi warung Indonesia, Ula. Pada awal Oktober, Ula berhasil mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun, yang dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital.
Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions, perusahaan venture capital milik Jeff Bezos.
Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.
Selain Ula, ada beberapa startup yang menyasar warung. BukuWarung misalnya, didukung oleh investor kakap seperti Rocketship.vc, East Ventures, Quona Capital, AC Ventures, Tanglin Venture Partners, Y Combinator, Golden Gate Ventures, Sampoerna, dan Partners of DST Capital.
Ada juga GudangAda yang didukung oleh Sequoia Capital India, Alpha JWC, Wavemaker Partners, Asia Partners, dan Falcon Edge. Startup digitalisasi warung ini membukukan transaksi atau GMV bulanan US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,7 triliun sepanjang tahun lalu.