Saingi Bukalapak hingga Ula, Warung Pintar Klaim Posisi 3 Besar
Startup penyedia solusi bisnis Warung Pintar mengklaim masuk posisi tiga besar di bidang ini. Perusahaan rintisan itu bersaing dengan Bukalapak hingga Ula, yang didukung oleh pendiri Amazon Jeff Bezos.
CEO Warung Pintar Group Agung Bezharie Hadinegoro menyampaikan, perusahaan menduduki posisi tiga teratas sebagai platform yang paling banyak digunakan oleh pelaku UMKM.
Di Indonesia, ada lebih dari 25 platform penyedia solusi bisnis untuk UMKM berbasis aplikasi. Menurut laporan ‘New Retail Landscape’, Warung Pintar unggul di hampir seluruh kategori termasuk solusi pengadaan barang, akses pendanaan dan pinjaman, akses tambahan pendapatan, pencatatan finansial bisnis, serta komunitas warung.
“Setelah empat tahun mempelajari ekosistem warung, kami sangat memahami pentingnya untuk terus mengevaluasi keadaan pasar secara reguler guna menghadirkan inovasi yang tepat,” kata Agung dalam keterangan resmi, Senin (20/12).
Jumlah warung yang bergabung di Warung Pintar Group tumbuh 100 kali lipat per tahun ini. Total, startup ini menggaet 500 ribu warung.
Startup itu juga menggandeng lebih dari 1.000 mitra Grosir Pintar, 450 supplier, serta 500 merek (brand) dan distributor. Sedangkan jumlah pengguna aktif mencapai 160 ribu.
Warung Pintar memiliki 50 lebih gudang dan depot di lebih dari 200 kota dan kabupaten di Indonesia.
Perusahaan rintisan itu pun menggelar survei terhadap 1.000 pemilik warung di 18 kabupaten/kota pada Oktober terkait alasan penggunaan platform. Hasilnya sebagai berikut:
- Pengadaan barang (100%)
- Memperoleh pendapatan tambahan, insentif dan layanan (37,7%)
- Menjual produk digital seperti pulsa isi ulang telepon seluler (19,8%)
- Keterlibatan dalam komunitas berbasis aplikasi (18,7%)
- Meningkatkan literasi bisnis
- Melakukan pencatatan finansial
- Mendapatkan akses pendanaan atau pinjaman
Namun, survei juga menunjukkan bahwa 70% warung masih melakukan pengadaan secara offline dari toko kelontong/agen. Bahkan terdapat lebih dari 20 platform yang persentase penggunaannya di bawah 10%.
Warung Pintar melihat hal itu sebagi peluang. “Kami terus berupaya menyuguhkan platform yang user-friendly dan menyediakan tim khusus untuk memastikan dari pemilik warung hingga brand/principal mendapatkan pengalaman terbaik selama menggunakan seluruh layanan,” katanya.
Oleh karena itu, Warung Pintar menyediakan beberapa solusi sebagai berikut:
- Warung Pintar Distribusi sebagai solusi sistem pergudangan dan inventaris.
- Grosir Pintar yang menggandeng lebih dari 1.000 mitra pengusaha grosir yang masing-masing melayani sekitar 200 - 300 pemilik warung. Aplikasi ini digunakan oleh toko grosir agar dapat terhubung langsung dengan ratusan pemilik warung dalam jarak lima hingga 10 kilometer.
- Fitur Iklan Pintar untuk pemasangan iklan brand untuk pemasukan tambahan warung.
- Fitur Bon Pintar untuk akses permodalan usaha/pilihan metode pembayaran Buy Now Pay Later yang didukung oleh Cicil.
Sedangkan pesaingnya, yakni Bukalapak menggaet 8,7 juta warung dan agen. Lalu Ula menawarkan lebih dari 6.000 produk dan menggaet 70 ribu lebih warung per awal Oktober.
Startup Ula mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun, yang dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital. Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions, perusahaan venture capital milik pendiri Amazon, Jeff Bezos.
Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.