Naik 50%, Warung Pintar Targetkan Satu Juta Mitra Warung Tahun Depan
Startup sektor mikro-ritel, Warung Pintar menargetkan 1 juta warung di 2022 atau tumbuh 50%. Optimisme datang setelah perusahaaan rintisan berhasil mencatatkan pertumbuhan naik 100 kali lipat kurang dari dua tahun terakhir. Untuk mencapai target itu, Warung Pintar sudah menyiapkan tiga strategi.
CEO Warung Pintar Group Agung Bezharie mengatakan, hingga saat ini perusahaan telah mencatatkan pertumbuhan jumlah warung di platform-nya hingga 100 kali lipat. Pada 2019, jumlah warung yang masuk di ekosistem Warung Pintar hanya 5.000 warung, kini jumlahnya melonjak menjadi 500 ribu dan tersebar di 200 kota di Indonesia.
Adapun untuk jumlah warung yang aktif bertransaksi menggunakan layanan Warung Pintar mencapai 106 ribu. Tahun depan perusahaan menargetkan bisa menggaet lebih banyak warung ke ekosistem Warung Pintar.
"Targetnya ingin dapat lebih dari 1 juta warung di tahun depan," kata Agung dalam konferensi pers daring, Rabu (7/7).
Perusahaan pun menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai target itu. Pertama, perusahaan mendigitalisasi semua stakeholder (pemangku kepentingan) yang masuk ke dalam rantai pasok atau supply chain warung.
Strategi tersebut dirasa penting mengingat, warung kerap terkendala masalah pasokan. Umumnya, warung yang berada di rantai pasok paling ujung tidak mendapatkan akses informasi terkait harga dan tren barang yang dibutuhkan konsumen.
Upaya menggaet semua stakeholder dilakukan oleh Warung Pintar, termasuk menyasar segmen grosiran. Dengan begitu, warung bisa mendapatkan informasi secara transparan dan grosir turut diuntungkan.
"Kami digitalisasi grosir lewat layanan Grosir Pintar," katanya.
Kedua, perusahaan akan menelurkan berbagai layanan baru untuk beberapa tahun ke depan. Sejauh ini beberapa layanan yang sudah tersedia di Warung Pintar, seperti e-commerce, pergudangan (warehouse), alat catatan keuangan warung, dan lainnya. Bahkan, Agung mengaku sudah memiliki solusi tambahan yang siap dirilis.
Strategi ketiga, yakni memperbanyak kolaborasi dengan brand dan ekosistem digital. Saat ini, Warung Pintar telah bekerja sama dan menggandeng 500 brand dan supplier. Kondisi tersebut semakin meyakinkan Agung bahwa potensi digitalisasi warung di Indonesia sangat besar.
"Warung sudah menjadi bagian dari komunitas lokal. Lebih dari sekedar tempat belanja, tapi sudah menjadi kanal untuk berkumpul," ujarnya.
Berdasarkan riset Euromonitor International, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong. Transaksinya mencapai US$ 479,3 miliar atau 92% dari total nilai pasar retail US$ 521 miliar di tahun lalu.
Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menyumbang Rp 8.573,9 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2018. Adapun data McKinsey memprediksi, lebih dari 90 juta masyarakat Indonesia bakal dikategorikan ke dalam consuming class di 2030.
President Warung Pintar Group Andrew Mawikere mengatakan, bahwa sektor warung juga terdampak pandemi Covid-19. Banyak warung-warung yang terdampak dan tidak bisa terhindar dari risiko penutupan.
"Namun permintaan permintaan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetap banyak. Permintaan itu larinya ke warung yang buka, kebanjiran order," ujar Andrew.