Anak Usaha Barito Pacific Suntik Startup Pengelola Sampah Waste4Change

Desy Setyowati
14 Oktober 2022, 10:40
barito pacific, startup, Waste4Change
Waste4Change
Pendiri Waste4Change

Startup pengelolaan sampah Waste4Change meraih pendanaan US$ 5 juta atau sekitar Rp 76,9 miliar. Investasi ini dipimpin oleh AC Ventures dan anak usaha Barito Pacific, Barito Mitra Investama.

Investor lain yang berpartisipasi yakni Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.

Waste4Change menyediakan platform pengelolaan sampah untuk perusahaan, individu, dan instansi pemerintah di Indonesia. Startup yang berdiri pada 2014 berencana menggunakan dana segar untuk memperluas jangkauan.

Selain itu, meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan. Jumlahnya diprediksi menjadi lebih dari 2.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan.

Waste4Change hadir di 21 kota. Startup ini mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun.

Perusahaan telah mengumpulkan sampah dari 100 lebih klien korporasi alias business to business (B2B) dan 3.500 lebih rumah tangga. Pertumbuhan bisnis per tahun atau CAGR Waste4Change 55,1% sejak 2017.

Waste4Change mengintegrasikan lebih banyak teknologi digital ke dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material.

Startup itu juga berencana memperkuat kemitraan dengan sektor persampahan informal di Indonesia yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah.

Sektor itu dinilai potensial mengingat 270 juta lebih penduduk Indonesia menghadapi masalah pengelolaan sampah. Permasalahan yang dimaksud yakni tingkat daur ulang hanya 11% - 12% berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pemerintah pun meluncurkan program Indonesia Bersih Sampah 2025 yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia 97/2017. Aturan ini mewajibkan semua pihak mendukung realisasi pengurangan sampah 30% dari sumbernya, termasuk pemilahan sampah ke tempat sampah terpisah dan 70% sampah diolah.

Program itu kemudian disusul oleh peraturan pengelolaan sampah oleh pemerintah daerah (pemda) dan inisiatif pengelolaan sampah dari sektor komersial.

Itu artinya, ada permintaan pasar baru dan berpotensi menciptakan lonjakan kebutuhan pengelolaan sampah.

“Sektor pengelolaan sampah Indonesia masih terus berkembang, dan kami lebih dari siap untuk membantu dalam prosesnya,” kata Founder sekaligus CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano dalam keterangan pers, Jumat (14/10). “Dibandingkan dengan apa yang kami alami pada 2014, pasar semakin matang.”

Sedangkan cara Waste4Change mengelola sampah sebagai berikut:

  • Pelanggan diminta memilah sampah sesuai dengan panduan Waste4Change
  • Waste4Change mengirimkan tim untuk datang ke lokasi mereka guna mengambil sampah secara langsung
  • Tim memberikan laporan detail setelah proses selesai
  • Pelanggan juga bisa membawa sampah ke salah satu titik drop-off Waste4Change atau mengirimkannya. Waste4Change memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah.

Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir mengatakan, Waste4Change merupakan pionir yang menyediakan solusi pengelolaan sampah end-to-end. Timnya juga berfokus pada keberlanjutan.

“Perusahaan ini mencapai kecocokan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang di seluruh negeri. Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan sampah 30% di sumbernya, dengan 70% sisanya ditangani pada 2025,” ujar Pandu.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...