GoTo, Grab, Shopee PHK, Investor Ungkap Tren Tahun Depan

Lenny Septiani
18 November 2022, 16:20
goto, grab, shopee, startup, phk
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Shopee dan Grab melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia. GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) juga berencana memangkas jumlah pekerja. Investor dari kalangan modal ventura menilai, tren ini berlanjut tahun depan.

GoTo mengonfirmasi akan memangkas 1.300 pegawai atau 12% dari total. Juru bicara GoTo Audrey Petriny mengatakan, perusahaan harus mengambil keputusan sulit di tengah kondisi perlambatan makro ekonomi.

"Tantangan makroekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan," kata Audrey, Jumat (18/11).

Manajemen menyatakan bahwa PHK merupakan keputusan sulit yang tidak dapat dihindari. Ini supaya perusahaan lebih lincah dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan, sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.

Shopee juga mengumumkan melakukan PHK di Indonesia pada pertengahan September (19/9). Namun jumlahnya tidak disebutkan.

Namun induk Shopee, Sea Ltd disebut-sebut melakukan PHK sekitar 7.000 pegawai dalam enam bulan terakhir. Porsinya sekitar 10% dari total karyawan.

Raksasa teknologi Singapura itu memiliki 67 ribu pegawai per tahun lalu di banyak negara, termasuk Indonesia. Jika berkurang 7.000, maka jumlahnya diprediksi 60 ribu karyawan saat ini.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi laporan Bloomberg tersebut kepada Shopee. Namun belum ada tanggapan.

Kemudian Grab mengonfirmasi telah melakukan PHK di divisi GrabKitchen bulan lalu. ni merupakan divisi dapur sewa yang disebut cloud kitchen.

Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber menyampaikan bahwa GrabKitchen beroperasi sejak 2018.

“Selama empat tahun beroperasi, terlihat pertumbuhan yang tidak konsisten, serta adanya peralihan menjadi model bisnis aset-ringan,” kata Mayang kepada Katadata.co.id, bulan lalu (22/10).

“Situasi ini memaksa kami mengambil keputusan sulit, untuk tidak melanjutkan operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember,” tambah dia. “Langkah berat ini berdampak langsung pada belasan karyawan Grab.

Grab memberikan kesempatan kepada mereka untuk menduduki posisi tersedia di divisi lain. Sedangkan bagi yang memutuskan berpisah dengan perusahaan, Grab memberikan kompensasi dan pemenuhan kewajiban sesuai regulasi.

Tren Startup PHK Tahun Depan

Selain Grab, GoTo, dan Shopee, ada beberapa startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun. Mereka di antaranya:

  1. Xendit
  2. Carsome
  3. Shopee Indonesia
  4. Grab
  5. Tokocrypto
  6. MPL
  7. Lummo
  8. Tanihub
  9. Mamikos (belum ada konfirmasi)
  10. Zenius (dua kali PHK)
  11. JD.ID
  12. Line
  13. Beres.id
  14. Pahamify
  15. LinkAja
  16. SiCepat
  17. Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
  18. Bananas

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro memperkirakan startup PHK berlanjut hingga tahun depan. Sebab, perusahaan rintisan menghadapi beberapa tekanan seperti penurunan traction atau revenue, didorong untuk untung, dan sulit meraih pendanaan.

Ada beberapa cara efisiensi yang bisa dilakukan oleh startup, yaitu:

  • Pengurangan bujet pemasaran
  • Mengurangi peluncuran fitur produk
  • Menunda ekspansi
  • PHK. 

“Kami para investor meski prihatin dengan dampak PHK ke karyawan maupun ke ekonomi, dapat memahami mengapa PHK dilakukan,” ujar Eddi kepada Katadata.co.id, Jumat (18/11).

Hal senada disampaikan oleh Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani. Menurutnya, PHK kemungkinan berlanjut karena ‘investor winter’ diprediksi terjadi hingga tahun depan.

Investor winter yang dimaksud yakni penanam modal berhati-hati dalam memberikan pendanaan. Alhasil, startup menjadi lebih sulit mendapatkan dana segar.

“Tendensi konsolidasi dalam arti menyisir produk dan jasa yang ada terkait kontribusi ke perusahaan akan menentukan pada pengurangan karyawan lagi atau tidak,” ujar Edward. Sedangkan mode ekspansi berkurang.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...