Investasi Startup Turun, Indonesia Makin Sulit Cetak Unicorn

Desy Setyowati
26 Januari 2024, 06:00
investasi ke startup, startup, unicorn,
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Button AI Summarize

Investasi ke startup di Asia Tenggara menurun 51% secara tahunan atau year on year (yoy) secara nilai tahun lalu. Negara-negara di kawasan ini, termasuk Indonesia pun semakin sulit mencetak unicorn.

Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar, sedangkan decacorn lebih dari US$ 10 miliar.

Tahun lalu, Indonesia hanya mencetak satu unicorn yakni eFishery. Begitu pun Singapura yakni startup penyedia layanan integrasi semikonduktor Silicon Box.

Padahal Asia Tenggara melahirkan delapan unicorn pada 2022 dan 23 pada 2021.

Salah satu penyebabnya yakni investasi ke startup yang menurun, menurut laporan Deal Street Asia berjudul ‘SE Asia Deal Review: 2023’. Dari sisi nilai, pendanaan turun 51% yoy menjadi US$ 7,96 miliar.

“Itu karena faktor makroekonomi sangat membebani sentimen investor,” demikian dikutip dari keterangan pers Deal Street Asia, Kamis (25/1).

Dari sisi jumlah kesepakatan juga turun 30% yoy menjadi 718. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Singapura: US$ 5,5 miliar dengan 415 kesepakatan
  2. Indonesia: US$ 1,51 miliar dengan 131 kesepakatan
  3. Vietnam: investasi hanya turun 9,55% menjadi US$ 510 juta dengan 54 kesepakatan
  4. Filipina: US$ 190 juta dengan 34 kesepakatan
  5. Thailand: investasi turun 86% menjadi US$ 130 juta dengan 28 kesepakatan
  6. Malaysia: investasi turun 83% menjadi US$ 110 juta dengan 52 kesepakatan

Pendanaan terbesar tahun lalu yakni:

  • Startup e-commerce Lazada meraih US$ 1,89 miliar dari Alibaba atau menyumbang sekitar 24% dari total pendanaan startup di Asia Tenggara tahun lalu
  • Startup fintech lending atau pinjol Kredivo meraih US$ 270 juta
  • Startup insurtech Bolttech meraih US$ 246 juta
  • Startup pinjaman online Investree mengumpulkan US$ 231 juta
  • Startup budidaya perikanan eFishery US$ 200 juta

“Kesepakatan-kesepakatan itu merupakan salah satu investasi langka tahun lalu yang bernilai lebih dari US$ 100 juta, karena investor skeptis enggan berinvestasi dalam jumlah besar di tengah ketidakpastian geopolitik, suku bunga tinggi, dan inflasi yang terus-menerus,” demikian dikutip.

Sektor startup yang paling banyak meraih investasi di Asia Tenggara tahun lalu di antaranya:

  1. Fintech tetap menjadi vertikal bisnis yang paling aktif di Asia Tenggara. Nilai pendanaan turun 67% menjadi US$ 1,82 miliar. Jumlah kesepakatan menurun 39% menjad 142.
  2. E-commerce mengumpulkan dana paling banyak, yaitu US$ 2,32 miliar. Ini berkat Lazada.
  3. Kesehatan meraih investasi US$ 582 juta atau turun 34%. Dari sisi jumlah kesepakatan naik 20% menjadi 60.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...