Alasan inDrive Asal Siberia Masuk Pasar Indonesia meski Marak Demo Driver Ojol

Desy Setyowati
3 September 2024, 14:42
inDrive, ojol, ojek online,
inDrive
inDrive
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup asal Yakutsk, Siberia yang berbasis di Amerika yakni inDrive mengungkapkan alasan mereka merambah pasar Indonesia, meski pengemudi taksi dan ojek online alias ojol sering berdemo.

Marketing Lead Southeast Asia inDrive Artyom Lelikov menyampaikan, Indonesia merupakan pasar yang besar. Jumlah penduduk Indonesia merupakan terbanyak keempat di dunia yakni 283 juta, menurut data Statista.

“Tentu saja Indonesia pasar yang menarik,” kata Artyom saat berkunjung ke kantor Katadata.co.id di Jakarta, akhir pekan lalu (30/8) atau sehari setelah ribuan pengemudi ojol berdemo di depan kantor Kominfo alias Kementerian Komunikasi dan Informatika.

inDrive beroperasi di lebih dari 70 kota di Indonesia dan beroperasi di 46 negara secara global. Berdasarkan laman resmi, inDrive masuk Indonesia pada 2019 di Medan dan Manado.

Marketing Director inDrive APAC Natalia Makarenko menambahkan, perusahaan memahami bahwa pengemudi taksi dan ojek online alias ojol merupakan penggerak bisnis layanan berbagi tumpangan atau ride hailing.

Oleh karena itu, inDrive berupaya mendengarkan keluhan ataupun permintaan para driver taksi dan ojek online alias ojol. Selain itu, inDrive memastikan untuk memberikan skema tarif yang adil.

inDrive menerapkan skema negosiasi tarif antara penumpang dan pengemudi taksi dan ojek online alias ojol. Perusahaan aplikator ini juga hanya mengambil komisi 10% atau lebih rendah ketimbang pesaing seperti Gojek dan Grab 20%.

Menurut Natalia, metode tersebut menciptakan kondisi yang tepat bagi semua pihak baik penumpang maupun taksi dan ojek online alias ojol.

Di satu sisi, ia memahami bahwa konsumen di Indonesia terbiasa dengan tarif tetap ketimbang yang bisa dinegosiasikan. Meski begitu, inDrive melihat ada beberapa segmen yang membutuhkan skema tarif seperti ini.

Communications Manager inDrive di Indonesia Wahyu Ramadhan menambahkan, bagi konsumen di kota besar seperti Jakarta, kemungkinan membutuhkan tarif tetap karena faktor kecepatan.

Akan tetapi, di daerah, ada kelompok masyarakat yang mau meluangkan waktu untuk bernegosiasi asalkan mendapatkan harga yang sesuai.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...