Perbandingan Laba Grab dan GoTo Gojek, Dikabarkan Kembali Kaji Bergabung


Rumor Grab akan mengambil alih GoTo Gojek Tokopedia kembali berhembus, setelah beberapa kali muncul sejak 2020. Berikut perbandingan laporan keuangan kedua perusahaan.
Grab Holdings dikabarkan melanjutkan upaya untuk mengambil alih GoTo Gojek Tokopedia. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini disebut telah memulai uji tuntas atau due diligence.
Uji tuntas adalah proses investigasi, audit, atau peninjauan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu perusahaan atau individu untuk mengonfirmasi fakta dan detail terkait sebelum membuat keputusan bisnis atau investasi, dikutip dari laman OCBC.
Proses due diligence biasanya dilakukan dalam berbagai situasi bisnis, seperti investasi skala besar, merger, akuisisi, atau restrukturisasi perusahaan. Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi potensi risiko dan peluang yang mungkin tidak terlihat pada penilaian awal, sehingga pihak yang terlibat dapat membuat keputusan yang lebih tepat.
"Grab telah mengevaluasi akun, kontrak, dan operasional GoTo Gojek Tokopedia," kata sumber Bloomberg, dikutip pada Selasa (18/3). "Grab, GoTo Gojek Tokopedia dan pemegang saham telah menilai potensi struktur dan nilai kesepakatan."
Pembicaraan sedang berlangsung dan mungkin tidak menghasilkan transaksi.
Sumber menyampaikan Grab telah mengadakan pembicaraan dengan GoTo Gojek Tokopedia beberapa kali, tetapi penggabungan tidak pernah terwujud. Hal ini sebagian karena kekhawatiran antimonopoli yang mungkin timbul dari penggabungan dua perusahaan teknologi Asia Tenggara yang dominan.
Perwakilan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia menolak berkomentar.
Pendapatan Grab Melonjak tapi Masih Merugi
Grab mencatatkan pendapatan naik 19% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 2,8 miliar atau Rp 45,7 triliun (kurs Rp 16.340 per US$) sepanjang tahun lalu. Namun perusahaan penyedia layanan on-demand ini masih merugi.
Berikut laporan keuangan Grab selama 2024:
- Rugi bersih: membaik 68% dari negatif US$ 485 juta menjadi minus US$ 158 juta
- Pendapatan: naik 19% menjadi US$ 2,8 miliar, dengan rincian per segmen sebagai berikut:
- Pengiriman naik 14% menjadi US$ 1,5 miliar
- Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 20% menjadi US$ 1,05 miliar
- Keuangan naik 44% menjadi US$ 253 juta
- Inisiatif baru naik dari negatif US$ 1 juta menjadi positif US$ 3 juta
- Total laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA Segmen yang Disesuaikan: naik 76% menjadi US$ 663 juta, yang terdiri dari:
- Pengiriman naik 140% menjadi US$ 196 juta
- Mobilitas naik 22% menjadi US$ 569 juta
- Keuangan naik 38% menjadi negatif US$ 105 juta
- Inisiatif baru naik 166% menjadi US$ 4 juta
- EBITDA yang Disesuaikan: naik dari negatif US$ 22 juta menjadi positif US$ 313 juta
- Arus Kas dari Operasional: naik 891% menjadi US$ 852 juta
- GMV On-Demand: naik 16% menjadi US$ 18,4 miliar, yang terdiri dari:
- Pengiriman naik 13% menjadi US$ 11,7 miliar
- Mobilitas naik 23% menjadi US$ 6,64 miliar
- Keuangan (penyaluran pinjaman) naik 64% menjadi US$ 536 juta
- Transaksi pengguna per bulan alias monthly transacting user (MTU): naik 16% menjadi 41,3 juta
- GMV On-Demand per MTU: turun 2% menjadi US$ 494
Grab memperkirakan pendapatan tahun ini mencapai US$ 3,33 miliar sampai US$ 3,4 miliar atau tumbuh 19% - 20%. EBITDA yang disesuaikan diproyeksikan naik 41% - 50% menjadi US$ 440 juta – US$ 470 juta pada 2025.
EBITDA yang Disesuaikan GoTo Positif
GoTo Gojek Tokopedia mencatatkan EBITDA yang Disesuaikan selama setahun penuh Rp 386 miliar. Rinciannya sebagai berikut:
- Rugi tahun berjalan turun 96% menjadi negatif Rp 3,08 triliun
- Pendapatan bersih naik 93% menjadi Rp 14,75 triliun
- Pendapatan kotor naik 30% menjadi Rp 18,1 triliun, yang terdiri dari:
- On-demand (Gojek): naik 17% menjadi Rp 14,17 triliun
- Teknologi finansial (GoPay): naik 95% menjadi Rp 3,66 triliun
- EBITDA yang Disesuaikan membaik dari negatif Rp 2,25 triliun menjadi positif Rp 386 miliar, yang terdiri dari:
- On-demand (Gojek): membaik dari negatif Rp 219 miliar menjadi positif 679 miliar
- Teknologi finansial (GoPay): naik 70% dari negatif Rp 1,58 triliun menjadi minus Rp 467 miliar
- Nilai transaksi atau GTV naik 29% menjadi Rp 519,78 triliun, yang terdiri dari:
- On-demand (Gojek): naik 13% menjadi Rp 63,04 triliun
- Teknologi finansial (GoPay): naik 65% menjadi Rp 494,59 triliun
- GTV inti naik 58% menjadi Rp 268,17 triliun, yang terdiri dari:
- On-demand (Gojek): n/a
- Teknologi finansial (GoPay): naik 30% menjadi Rp 240,79 triliun
GTV inti tidak menghitung perolehan di Vietnam. Gojek memutuskan untuk keluar dari pasar Vietnam pada kuartal pertama tahun lalu.
Kabar Grab dan GoTo Gojek Tokopedia mengkaji merger pernah perhembus pada awal 2024 dan 2020. Pada Februari 2024, Bloomberg melaporkan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia memulai kembali pembicaraan untuk melakukan merger.
Langkah itu dinilai sebagai kombinasi potensial yang bertujuan mengatasi kerugian kedua perusahaan selama bertahun-tahun akibat persaingan yang ketat.
“Kedua perusahaan, yang juga merupakan pemimpin layanan pesan-antar makanan di wilayah berpenduduk lebih dari 650 juta orang, sedang melakukan diskusi awal tentang berbagai skenario,” kata beberapa sumber Bloomberg, pada Februari 2024.
Salah seorang sumber menyatakan, salah satu opsi potensial dari merger yakni Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.
Jika kesepakatan merger itu terwujud, valuasi kedua perusahaan ini ditaksir akan mencapai US$ 20 miliar atau Rp 312 triliun (kurs Rp 15.630 per US$).